Terungkap! Peretas Rusia Curi Rahasia AS dari NSA

Antara, Jurnalis
Jum'at 06 Oktober 2017 05:23 WIB
Ilustrasi (dok. Okezone)
Share :

WASHINGTON – Fakta baru terkait peretasan oleh yang dilakukan peretas-peretas Rusia mulai terkuak. Peretas yang diduga didukung pemerintah Rusia pada 2015 mencuri informasi daring sangat rahasia milik Amerika Serikat (AS) dari Badan Keamanan Nasional (NSA).

Pencurian tersebut terjadi setelah seorang karyawan kontrak menyimpan informasi itu di komputer rumahnya, menurut laporan Wall Street Journal, Kamis 5 Oktober. Informasi yang dicuri mencakup soal penembusan jaringan komputer negara asing serta perlindungan dari serangan dunia maya.

Pencurian itu tampaknya akan dilihat sebagai salah satu kebobolan keamanan paling penting saat ini, lapor surat kabar tersebut. NSA menolak untuk memberikan komentar dengan alasan bahwa badan keamanan AS itu tidak pernah mengomentari lembaga yang terkait dengan kami atau masalah pribadi.

Jika memang benar terjadi, peretasan itu akan menandai rangkaian terbaru pembobolan terhadap data rahasia dari badan intelijen rahasia AS itu. Sebelumnya, NSA diterpa kebocoran data pada 2013 menyangkut program pengintaian rahasia AS oleh karyawan kontrak NSA, Edward Snowden.

Senator AS dari Partai Republik Ben Sasse mengatakan dalam pernyataan bahwa, jika benar, laporan Wall Street Journal (WSJ) itu bisa menimbulkan kekhawatiran.

Isi laporan WSJ bisa meningkatkan ketegangan menyangkut pernyataan AS bahwa ada gelombang peretasan terhadap target-target Amerika oleh Rusia, termasuk dengan mengincar badan-badan pemilihan negara bagian serta peretasan terhadap sejumlah komputer Partai Demokrat dalam upaya untuk mengacaukan hasil pemilihan presiden 2016, yang dimenangi oleh Donald Trump dari Partai Republik.

Wall Street Journal juga melaporkan bahwa karyawan kontrak yang bersangkutan menggunakan perangkat lunak antivirus dari Kaspersky Lab, yang berpusat di Moskow. WSJ mengatakan para peretas Rusia kemungkinan sudah menggunakan program itu untuk mengidentifikasi serta mengincar dokumen-dokumen milik sang karyawan kontrak.

Produk-produk Kaspersky Lab sejak September lalu sudah dilarang dipakai dalam jaringan pemerintah AS atas kecurigaan bahwa produk itu membantu Kremlin melancarkan pemata-mataan. Perusahaan Kaspersky membantah keras tuduhan tersebut dan mengeluarkan pernyataan, yang berbunyi bahwa pihaknya terjebak di tengah pertarungan politik.

Kementerian Keamanan Dalam Negeri AS pada 13 September mengeluarkan larangan penggunaan produk Kaspersky di jaringan federal. Senat AS juga sudah menyetujui rancangan undang-undang pelarangan tersebut.

(Wikanto Arungbudoyo)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya