WASHINGTON – Fakta baru terkait peretasan oleh yang dilakukan peretas-peretas Rusia mulai terkuak. Peretas yang diduga didukung pemerintah Rusia pada 2015 mencuri informasi daring sangat rahasia milik Amerika Serikat (AS) dari Badan Keamanan Nasional (NSA).
Pencurian tersebut terjadi setelah seorang karyawan kontrak menyimpan informasi itu di komputer rumahnya, menurut laporan Wall Street Journal, Kamis 5 Oktober. Informasi yang dicuri mencakup soal penembusan jaringan komputer negara asing serta perlindungan dari serangan dunia maya.
Pencurian itu tampaknya akan dilihat sebagai salah satu kebobolan keamanan paling penting saat ini, lapor surat kabar tersebut. NSA menolak untuk memberikan komentar dengan alasan bahwa badan keamanan AS itu tidak pernah mengomentari lembaga yang terkait dengan kami atau masalah pribadi.
Jika memang benar terjadi, peretasan itu akan menandai rangkaian terbaru pembobolan terhadap data rahasia dari badan intelijen rahasia AS itu. Sebelumnya, NSA diterpa kebocoran data pada 2013 menyangkut program pengintaian rahasia AS oleh karyawan kontrak NSA, Edward Snowden.
Senator AS dari Partai Republik Ben Sasse mengatakan dalam pernyataan bahwa, jika benar, laporan Wall Street Journal (WSJ) itu bisa menimbulkan kekhawatiran.