JAKARTA - Pelaksana tugas (Plt) Ketua DPR RI, Fadli Zon ikut memandikan jenazah Andi Mappetahang Fatwa (AM Fatwa). Fadli tampak berada di Rumah Sakit Metropolitan Medical Centre (MMC) Jakarta Selatan pagi ini.
Lewat akun Twitter-nya, @fadlizon mengunggah foto, mulai dari saat dirinya ikut mengantarkan jenazah ke kamar jenazah hingga bersiap memandikan salah satu tokoh yang pernah jadi tahanan politik itu.
Saat mengantarkan itu, Fadli Zon juga menuliskan dirinya bersama dengan Dian Fatwa, putri dari Anggota DPD RI tersebut.
"Dg Mbak Dian Fatwa, putri almarhum AM Fatwa mengiring jenazah utk dimandikan," tulis @fadlizon, seperti dikutip Okezone, Kamis (14/12/2017).
Dalam kamar jenazah, tampak Fadli bersama beberapa orang lainnya bersiap memandikan jenazah AM Fatwa.
(Baca juga: Jalan Panjang AM Fatwa, Pernah Dipenjara hingga Jadi Wakil Ketua DPR)
Sebelumnya Fadli Zon juga menuliskan duka cita mendalamnya atas berpulangnya AM Fatwa. "Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Turut berduka cita sedalam2nya wafatnya seorg pejuang politik Bpk AM. Fatwa. Husnul khotimah. Amin," tulisnya.
Anak AM Fatwa, Dian AM Fatwa mengatakan, ayahnya diduga meninggal karena sakit liver. "Beliau sakit sirosis liver. Livernya sudah menjadi sirosis karena dulunya beliau terkena hepatitis pada waktu di tahanan politik," ujarnya.
Dian menjelaskan, ayahandanya berpulang ke pangkuan Illahi sekira pukul 06.17 WIB di Rumah Sakit MMC, Jakarta. Sedianya jenazah akan di bawa ke rumah duka di Jalan Condet Pejaten, Jakarta Selatan dan dikebumikan di pemakaman Kalibata.
Rencananya, DPD akan menggelar upacara penghormatan terakhir bagi AM Fatwa sebelum dibawa ke rumah duka di kediamannya di Pejaten, Jakarta Selatan.
"Benar, DPD akan berikan penghormatan terakhir untuk beliau," ucap Ketua Komite III DPD RI Fahira Idris saat dikonfirmasi.
Namun, Fahira belum mengetahui waktu pasti upacara penghormatan terakhir tersebut. Rencananya tokoh pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) ini akan dikemubikan di Taman Makam Pahlawan Kalibata siang nanti.
Sebagai sesama senator asal DKI Jakarta, Fahira merasa kehilangan tokoh yang selama ini sudah dianggap seperti ayahnya sendiri itu. Fahira merasa kehilangan sosok pemberani yang ikhlas menempuh resiko mengorbankan kebebasannya bahkan nyawanya sekalipun demi kecintaannya terhadap Indonesia.