AM Fatwa di Mata Gubernur Sulsel: Kritis tapi Punya Karakter Luhur

, Jurnalis
Kamis 14 Desember 2017 13:27 WIB
AM Fatwa meninggal dunia (Foto: Okezone)
Share :

MAKASSAR - Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Syahrul Yasin Limpo menilai anggota DPD RI AM Fatwa yang tutup usia pada Kamis (14/12/2017) pagi di Jakarta memiliki karakter luhur.

"Ia memiliki karakter yang bisa terbaca jiwa luhurnya," kata Syahrul saat ditemui wartawan di Makassar.

AM Fatwa, kata dia, sedikit banyak telah mewakili karakter Bugis Makassar yang tegas, namun untuk kepentingan rakyat. "Ia (AM Fatwa) jika melakukan koreksi itu kadang-kadang tajam banget, sama dengan Syahrul," sambungnya.

Almarhum Fatwa lanjutnya, semasa hidup juga telah berjuang untuk kepentingan rakyat dan masyarakat yang ia wakili. "Kami juga telah mengirimkan ucapan belasungkawa," imbuhnya.

AM Fatwa adalah tokoh kelahiran Bone, Sulsel, yang telah dua periode menjadi anggota DPD dan pernah menjabat Wakil ketua MPR periode 2004-2009 dan wakil ketua DPR periode 1999-2004.

(Baca juga: AM Fatwa Meninggal Dunia, Ini 5 Fakta tentang Sosoknya)

Pagi ini tersebar berita duka dari Dian Islamiati, putri Fatwa, bahwa ayahnya wafat pada Kamis, 14 Desember 2017, pukul 06.25 WIB pada usia 78 tahun di RS MMC Jakarta. Selain faktor usia lanjut, Fatwa diketahui menderita penyakit yang telah cukup lama dia derita sehingga membuat kesehatannya kian menurun dan menemui ajal untuk berpulang ke rahmatullah.

Jasad Fatwa disemayamkan dan dishalatkan di rumah duka, di Jalan Condet Pejaten Nomor 11, Jakarta Timur, sebelum dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Nasional, Kalibata, Jakarta, pada Kamis siang.

Semasa hidup, Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad pernah menganugerahkan penghargaan "Pejuang Antikezaliman" kepada AM Fatwa di Teheran saat mengikuti konferensi National Congress of Fajrafarinan(Fajr Creator) ke-2 pada 29 Januari 2008.

Di dalam negeri, Fatwa juga pernah mendapat penganugerahan Bintang Mahaputra Adipradana dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Fatwa diterima secara baik oleh warga Batak dan mendapat gelar Ginting di Brastagi, Tanah Karo, lalu marga Harahap, di Padang Sidempuan, Sumatra Utara (Sumut).

(Baca juga: AM Fatwa Meninggal Akibat Sakit Liver yang Diderita Sejak Jadi Tahanan Politik)

Selain itu mendapat Piagam Adat dari Sai Batim Raja Adat Kesatuan Paksi Pak Skala Brak dengan gelar Tumenggung Alip di Lampung, Lencana Kehormatan Radyolaksono dari Sri Sunan Pakubuwono XII dari Solo dan pemberian nama Hadinagoro dan gelar Kanjeng Pangeran pada 2003. AM Fatwa merupakan salah saksi sejarah babak hitam rezim Orde Baru, rezim yang pernah menjebloskan dia ke dalam jeruji besi.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya