MEDAN - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menegaskan, pihaknya akan membentuk Komisi Keamanan Gedung dan Bangunan. Hal tersebut dilakukan tak lepas dari insiden ambruknya selasar di Tower 2 Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.
"Bendungan kita punya komisi keamanan bendungan. Semua orang bisa bangun bendugan, tapi harus ada izin dari komisi. Jalan dan terowongan juga begitu, harus ada sertifikasi dari komisi keamanan. Tapi kita belum punya komisi keamanan bangunan. Nah ini mau saya buat," ujar Basuki di Universitas Sumatera Utara, Medan, Rabu (17/1/2018).
Komisi tersebut, sambungnya, berada di bawah kementeriannya. "Tapi nanti izinnya enggak untuk semuanya, tapi bangunan yang khusus misalnya dengan ketinggian berapa. Jembatan juga gitu. Kalau kurang 100 meter bebas," terangnya.
Menurut Basuki, pembentukan komisi tersebut tidak membutuhkan waktu lama. "Enggak lama lah. Ada di UU gedung bangunan. Yang pertama jembatan bendungan. Nah sekarang kita mau bikin komisi keamanan bangunan," ujarnya.
(Baca juga: Polisi Sita Barang Bukti Ambruknya Selasar di Gedung BEI)
Soal kasus selasar roboh sendiri, Basuki mengaku pihaknya belum bisa melakukan audit lantaran masih terpasang garis polisi di lokasi.
"Sekarang lagi dipasang police line oleh Bareskrim. Hari ini mudah-mudahan bisa masuk untuk tanggung jawab kami secara teknis untuk mengevaluasi itu," tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, pengelola Gedung BEI memastikan selasar yang roboh akan diperkuat. Selasar tersebut masih menyisakan bagian lain yang menyambungkan Tower 1 dan 2.
(Baca juga: 2 Hari Pasca-Robohnya Selasar, Tower II BEI Masih Terpasang Garis Polisi)
Director of Cushman an Wakefield Indonesia, Farida Riyadi mengatakan, yang mengalami kegagalan dalan selasar itu adalah struktur sekunder dan bukan dari struktur utama gedung. Sehingga dipastikan Gedung BEI tetap aman.
Seperti diketahui, selasar di lantai 1 tower 2 Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) roboh pada pukul 12.10 WIB. Reruntuhan itu menimpa para korban yang sebagian merupakan mahasiswa Universitas Bina Dharma, Palembang yang sedang melakukan kunjungan.
Atas kejadian itu, 72 orang mengalami luka-luka dan dilarikan di sejumlah rumah sakit di Jakarta, seperti Rumah Sakit Siloam 28 orang, Rumah Sakit Mintoharjo Angkatan Laut 17 orang, Rumah Sakit Jakarta 20 orang, dan Rumah Sakit Pertamina 7 orang.
(Awaludin)