Presiden Filipina Minta Aparatnya Acuhkan Pelapor HAM PBB

Wikanto Arungbudoyo, Jurnalis
Jum'at 02 Maret 2018 15:08 WIB
Presiden Filipina Rodrigo Roa Duterte (Foto: Romeo Ranoco/Reuters)
Share :

DAVAO CITY – Presiden Filipina, Rodrigo Roa Duterte, meminta para polisi dan tentaranya untuk mengacuhkan segala bentuk penyelidikan mengenai perang narkoba di negaranya. Seruan itu diucapkan ketika dunia internasional mendengungkan penyelidikan eksternal terhadap perang narkoba tersebut.

“Ketika sudah muncul mengenai hak asasi manusia (HAM), atau apa pun pelapor khususnya, perintah saya: jangan dijawab. Jangan hiraukan,” ujar Presiden Rodrigo Duterte dalam pidatonya kepada satuan elit polisi di Davao City, sebagaimana dilansir Reuters, Jumat (2/3/2018).

“Dan siapa Anda mengganggu cara saya memimpin negeri ini? Anda tahu dengan pasti bahwa kami ditenggelamkan oleh narkoba,” sambung mantan Wali Kota Davao City itu.

Negara-negara barat dan kelompok pembela HAM berulang kali mengingatkan bahwa pembunuhan terhadap pengedar dan pengguna narkoba oleh polisi di Filipina semakin beringas. Sedikitnya 4.000 orang meninggal dunia sejak Duterte naik jabatan pada 2016 terkait perang narkoba.

Filipina pada Selasa 27 Februari menyambut baik inisiatif Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menyelidiki perang narkoba ala Presiden Rodrigo Duterte. Akan tetapi, Manila menolak keras jika penyelidikan itu dilakukan oleh pelapor khusus PBB terhadap pembunuhan ekstrayudisial, Agnes Callamard, yang dituduh bias dan tidak memenuhi kualifikasi.

Seorang Jaksa dari Pengadilan Internasional untuk Tindakan Kriminal (ICC) sudah menggelar pemeriksaan awal atas keluhan di mana Duterte dan pejabat tinggi Filipina melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan dalam perang narkoba. Sang presiden mengaku menyambut baik pemeriksaan itu dan menyatakan siap untuk dipenjara demi melindungi warga Filipina.

Kelompok-kelompok HAM menuduh Kepolisian Filipina sengaja mengeksekusi mati para tersangka narkoba tanpa melalui proses hukum yang memadai. Kepolisian Filipina membantah tuduhan tersebut dengan klaim bahwa para tersangka terpaksa ditembak karena menyandang senjata serta melawan saat hendak ditangkap.

Meski kritik datang bertubi-tubi terkait perang narkoba yang menelan ribuan korban jiwa itu, Presiden Rodrigo Duterte masih tetap populer di mata warga. Selain itu, pria berjuluk Rody itu juga mendapat dukungan penuh dari parlemen Filipina.

(Wikanto Arungbudoyo)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya