Dan yang lebih penting adalah keuntungan yang didapat bisa lebih besar. “Gamelan ini dikerjakan selama minimal tiga bulan, untungnya kotor cuma Rp15 juta. Misalnya dikerjakan sepuluh orang sebulan per orang hanya Rp500 ribu. Ini harus ditingkatkan," ungkapnya.
(Baca juga: Blusukan ke Pasar Cagub Koster Siap Bangkitkan Ekonomi Kerakyatan)
Pihaknya berharap pengrajin gamelan bisa mengantongi keuntungan sebesar 25 %. Pihaknya punya jurus jitu untuk meningkatkan pendapatan tersebut. Beberapa hal yang akan dilakukan Kosetr yakni, memproduksi gamelan dengan bahan baku bagus, nilai kerajinan yang tinggi, waktu pengerjaan dan setiap industri harus spesifik. Dengan keempat ;angkah itu produk gamelan akan berharga tinggi.
“Pemerintah daerah harus memikirkan regulasinya untuk melindungi ini. Ke depan, akan dijadikan sebagai salah satu model perlindungan industri rakyat berbasis budaya, di sentra-sentra, dibuatkan perdanya, supaya hasil penjualannya lebih bernilai untuk meningkatkan kesejahteraan pengrajin," pungkasnya.
(Ulung Tranggana)