Kudeta tersebut tentu memancing perlawanan pendukung Gus Dur yang sudah berkumpul di luar Istana. Dalam situs resmi NU menuliskan, Sebagian politisi NU menyuarakan perlawanan, sebagian kecil bahkan membentuk front "perjuangan", mereka siap mempertahankan Gus Dur di kursi presiden.
Suara perlawanan terus dikumandangkan, basis-basis Nahdliyin menggelegak, dibangkitkan dengan narasi terdzolimi. Di tengah situasi yang panas, tentu banyak yang tahu apa reaski Gus Dur akan adanya aksi tersebut.
Dalam buku "Sisi Lain Istana" J. Osdar mengisahkan, dengan digandeng putrinya Tenny Zanuba Wabid sekira pukul 20.48 WIB, Gus Dur menuju teras Istana Merdeka dengan celana pendek dan kaos warna abu-abunya yang menjadi saksi catatan sejarah perjalanan bangsa.
Makam Gus Dur (dok. Okezone)