Sejarah dan Karomah Makam Keramat Empang Bogor

Putra Ramadhani Astyawan, Jurnalis
Sabtu 24 November 2018 14:33 WIB
Makam Keramat Empang, Bogor, Jabar (foto: Putra RA/Okezone)
Share :

BOGOR - Masjid An Nur Empang atau yang lebih dikenal dengan Masjid Keramat Empang Bogor adalah salah satu masjid tertua yang ada di kota hujan yakni terletak di Jalan Lolongok, RT 02 RW 04, Kelurahan Empang, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat.

Masjid ini dibangun sekitar tahun 1828 M. Dibangun oleh seorang ulama besar pada masanya, yaitu Habib Abdullah bin Mukhsin Al Ahtas yang berasal dari Hadramaut, Yaman. Kenapa dijuluki Empang? Karena dahulu area sekitar masjid itu dikelilingi oleh empang. Maka dijulukilah oleh masyarakat sekitar Masjid Empang Bogor.

 

Di tempat inilah Habib Abdullah Bin Mukhsin Al Athas juga dimakamkan bersama anak-anaknya yaitu Al Habib Mukhsin Bin Abdullah Al Athas, Habib Zen Bin Abdullah Al Athas, Habib Husen Bin Abdullah Al Athas, Habib Abu Bakar Bin Abdullah Al Athas, Sarifah Nur Binti Abdullah Al Athas, dan makam murid kesayangannya yaitu Habib Alwi Bin Muhammad Bin Tohir. Selain itu, ada pula seorang ulama yang dimakamkan di sini yaitu Habib Abdurrohman Bin Ahmad Assegaf (pimpinan Ponpes Al-Busro Depok).

Dalam Kitab Manaqib Habib Abdullah bin Mukhsin Al Athas disebutkan bahwa Beliau adalah seorang Waliyullah yang berjasa dalam peradaban Islam di Indonesia. Nasab beliau tersambung kepada Baginda Nabi Muhammad SAW. Al Habib Abdullah bin Mukhsin Al-Athas lahir di Desa Haurah, Hadhramaut, Yaman, pada hari Selasa 20 Jumadil Awal 1265 Hijriyah.

Sejak kecil beliau mendapatkan pendidikan rohani dari ayahnya Al-Habib Mukhsin Al-Aththas. Beliau mempelajari Alwuran dari Mu’alim Syeikh Umar bin Faraj bin Sabah. Pada usia 17 tahun beliau sudah hafal Alquran.

Makam Keramat Empang, Bogor, Jabar (foto: Putra RA/Okezone) 

Di antara guru-guru beliau, salah satunya adalah Habib Abu Bakar bin Abdullah Athas. Selain itu Habib Sholeh bin Abdullah Al Athas, penduduk Wadi a’mad, Hadhramaut dan masih banyak lagi ulama-ulama besar yang menjadi guru beliau.

Pada tahun 1282 Hijriah, Habib Abdulllah Bin Mukhsin menunaikan Ibadah haji pertama kalinya. Selama di Tanah Suci beliau bertemu dengan ulama-ulama Islam terkemuka. Setelah itu beliau pulang ke Hadhramaut untuk memperdalam ilmunya.

Pada tahun 1283 H, beliau melakukan ibadah haji yang kedua. Sepulang dari ibadah haji, dengan izin Allah SWT, beliau sampai ke Indonesia. Di Indonesia, Beliau bertemu sejumlah Waliyullah dari keluarga Al Alwi antara lain Al Habib Ahmad Bin Muhammad Bin Hamzah Al Athas.

Awal kedatangannya ke Jawa, Habib Abdullah Bin Mukhsin memilih Pekalongan sebagai kota tempat kediamannya. Guru beliau Habib Ahmad Bin Muhammad Al Athas banyak memberi perhatian kepadanya.

 

Saat ini, di samping Masjid Empang, masih berdiri rumah peninggalan sang pendiri masjid, yang kini ditempati oleh keturunannya. Jika ingin mengunjungi rumah tersebut, memang tak mudah. Karena, dijaga oleh Khalifah Empang yang merupakan keturunan beliau. Khalifah ini diamanahi untuk menjaga masjid, makam, dan rumah Habib Abdullah. Sehingga, kunjungan ke rumah tersebut harus seizin Khalifah Empang tadi.

Rumah seluas 200 meter persegi yang merupakan peninggalan Habib Abdullah, rumah ini menyimpan benda-benda peninggalan Habib Abdullah Bin Mukhsin Al Athas, yaitu gamis, sorban, tempat tidur, dan tongkat. Di rumah ini ada kamar khusus untuk zikir, dan 100 kitab agama dari jumlah semula 850 buku, kabarnya sebagian besar kitab kitab lainnya itu kini disimpan di "Jamaturkhair atau di Rabitoh", Tanah Abang Jakarta.

Diantara kitab karangan Habib Abdullah Bin Mukhsin Al Athas adalah Faturrabaniah, Ratibul Ahtas dan Ratibul Hadad. Dua kitab terakhir diajarkan setiap magrib secara rutin kepada murid-muridnya ketika ia masih hidup.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya