VATIKAN – Pemimpin umat Katolik dunia, Paus Fransiskus mengimbau agar orang-orang di negara maju untuk menjalani kehidupan yang lebih sederhana, tidak terlalu materialistis, dan mengutuk kesenjangan yang kian kentara antara si kaya dan si miskin.
Paus Fransiskus menandai Natal keenam selama masa kepausannya dengan memimpin kebaktian yang khidmat bagi hampir 10.000 orang pada Senin, 24 Desember di Basilika Santo Petrus untuk Misa Malam Natal tradisionalnya.
Selama Natal, keamanan di sekitar Vatikan dan banyak daerah wisata lainnya di Roma telah diperketat.
Pekan lalu polisi Italia Selatan menangkap seorang lelaki Somalia yang dicurigai sebagai anggota ISIS yang mengancam akan mengebom gereja-gereja di Italia, termasuk Santo Petrus.
Dalam khotbahnya, Fransiskus berkata bahwa bayi Yesus, yang lahir dalam kemiskinan di sebuah kandang, harus membuat setiap orang, terutama mereka yang menjadi "rakus dan rakus," merefleksikan makna hidup yang sebenarnya.
"Mari kita bertanya pada diri sendiri: Apakah aku benar-benar membutuhkan semua benda material dan resep rumit ini untuk hidup? Bisakah saya mengelola tanpa semua tambahan yang tidak perlu ini dan menjalani kehidupan yang lebih sederhana? ” Demikian disampaikan Paus Fransiskus dalam pidatonya sebagaimana dikutip dari Reuters, Selasa (25/12/2018).
“Di zaman ini, bagi banyak orang, makna hidup ditemukan dalam memiliki, termasuk memiliki benda-benda material yang berlebih. Keserakahan yang tak terpuaskan menandai semua sejarah manusia, bahkan hari ini, ketika secara paradoksal, beberapa orang makan dengan mewah sementara terlalu banyak orang pergi tanpa roti dalam kesehariannya yang dibutuhkan untuk bertahan hidup,” tambahnya.
Paus Fransiskus yang merupakan paus pertama dari Amerika Latin memang dikenal sebagai pembela orang miskin.
Pada Sabtu 23 Desember, Vatikan mengatakan telah memberikan hadiah Natal kepada para tunawisma di Roma berupa sebuah klinik baru di Lapangan Santo Petrus, di mana mereka dapat memperoleh bantuan medis secara gratis.
Badan amal Katolik, Caritas, memperkirakan pada akhir tahun lalu terdapat lebih dari 16.000 tunawisma di Roma, dan jumlah mereka yang berkumpul di dekat Vatikan telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, terutama pada malam hari ketika mereka berkumpul di bawah arkade untuk tidur.
Misa kepausan Malam Natal pada Senin malam lalu adalah yang pertama diadakan dengan sistem pencahayaan baru yang hemat energi untuk gereja terbesar di dunia.Pencahayaan tersebut menggunakan 100.000 lampu LED dengan hanya menggunakan 10 persen energi dari sistem sebelumnya.
Pada Selasa yang merupakan Hari Natal, Fransiskus akan menyampaikan pesan "Urbi et Orbi" (ke kota dan dunia) dua kali setahun dari balkon pusat Basilika Santo Petrus, balkon yang sama tempat ia pertama kali muncul setelah pemilihannya pada 13 Maret 2013.
(Rahman Asmardika)