JAKARTA – Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo- KH Ma’ruf Amin memilih fokus dalam narasi yang positif untuk memajukan Indonesia daripada menyamakannya dengan negara miskin Afrika.
Hasto Kristiyanto, Sekretaris TKN Jokowi-Ma’ruf dalam pernyataan tertulisnya kepada Okezone, Rabu (26/12/2018) menyatakan narasi Indonesia maju sangat relevan dan memiliki pijakan historis kuat.
Indonesia, katanya harus dibangun dengan rasa percaya diri, bukan dengan pikiran negatif seperti menyamakan Indonesia sama dengan negara miskin Haiti, Rwanda, dan ancaman bubar.
Pernyataan Hasto tersebut menyikapi perkataan capres 02 Prabowo Subianto yang menyamakan Indonesia dengan negara miskin di Arfika dan Kepulauan Karibia.
Hasto secara tegas mengatakan bahwa narasi yang dibangun oleh kubu Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi selalu menjurus ke arah fitnah dan hoaks. Ia menyebut cara tersebut sudah menjadi bagian tradisi sejak Pemilu 2014.
“Termasuk pengalaman fitnah dan hoaks yang telah menjadi tradisi sejak Obor Rakyat 2014 tidak perlu ditanggapi. Apalagi terkait issue agama, kita percaya penuh pada ke-Islaman Pak Jokowi dan KH Ma’ruf Amin.”
“Ke-Islaman yang dijabarkan dalam hati yang baik, perbuatan baik; hati yang menerangi penuh welas asih dan rasa bangga pada bangsanya; KeIslaman yang membawa damai, menentramkan dan menghadirkan Islam sebagai Rahmatan Lil’ alamin. Mata hati itulah instrumen yang dipakai,” tuturnya.
Hasto menceritakan pertemuannya dengan KH Abuya Muhtadi Dimyathi, di mana beliau menitipkan saudaranya KH Ma’ruf Amin agar diperjuangkan dengan semangat 45. Demikian halnya pesan KH Matin Syarkowi. Semua dalam frekuensi yang sama tentang Islam yang membawa damai dimana Pak Jokowi dan KH Ma’ruf Amin itu sangat Islami.
Ia menyerukan ke seluruh warga bangsa untuk melakukan perenungan dengan mata hati bahwa pemilu itu sarana mencari pemimpin.
“Menjadi pemimpin bangsa yang begitu beragam dari Sabang sampai Merauke itu memerlukan kebesaran jiwa, kerendahan hati untuk selalu menyatu dan berguru dengan rakyat; bukan sebaliknya tampil emosional dan menyederhanakan kepemimpinan nasional hanya urusan tafsiran harga makanan pokok semata,”
Baca: PDIP: Rakyat Sudah Tahu Mana yang "Tong Kosong" atau "Padi"
Baca: Ketika Prabowo Grogi saat Pidato
“Kita mencari pemimpin dengan rekam jejak, program dan prestasi yang jelas dan yang sudah teruji tahan terhadap fitnah,” kata Hasto memaknakan refleksi kepemimpinan nasional akhir tahun,” kata Hasto.
Sementara kepada seluruh tim kampanye, para jubir, para relawan, Hasto mengingatkan pesan Pak Jokowi dan Kiai Ma’ruf agar kita tidak terpancing oleh strategi dan narasi kampanye Prabowo tersebut.
“Kalau tidak percaya, setiap ketemu rakyat, coba tanyakan apa tiga keberhasilan Pak Prabowo? Bertanya kalau perlu kasih hadiah, pasti itu pertanyaan yang tidak mudah di jawab oleh masyarakat. Karena itu, kita setia pada jalan kita, jalan Jokowi untuk semua; jalan yang positif; jalan tanpa fitnah dan hoax; jalan dengan prestasi nyata,” ujar Hasto.
“Terlebih dengan sosok Kiai bijaksana yang mendampingi Pak Jokowi, KH Ma’ruf Amin. Kedua Beliau adalah cermin kepemimpinan Indonesia Raya,” ujar Hasto.
(Rachmat Fahzry)