Jokowi: Ujian Terberat Jadi Presiden Adalah Melimpahnya Keistimewaan

Fakhrizal Fakhri , Jurnalis
Rabu 06 Februari 2019 17:16 WIB
Presiden Jokowi
Share :

MENYELESAIKAN masalah pelik di Indonesia tidak bisa dilakukan dengan gaya kepemimpan yang serba simbolik dan penuh formalitas. Diperlukan kecekatan, kecepatan, dan kepraktisan dalam kerja.

Hal tersebut disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam buku berjudul "Jokowi Menuju Cahaya".

Jokowi mengatakan, ujian terberat menjadi Presiden RI adalah menjadikan dirinya tidak terbuai dengan melimpahnya keistimewaan yang didapat. Pernghormatan serta keistimewaan yang didapat, kata Jokowi, bisa membuat pemimpin yang tadinya baik menjadi terlena.

"Saya menjauhi itu semua," kata Jokowi seperti yang dikutip Okezone dari buku karya Alberthiene Endah tersebut, Kamis (6/2/2019).

Karena itu, Jokowi ingin mengubah semua mindset pejabat yang dikelilingi fasilitas agar direformasi dengan lebih mengedepakan tangung jawab terhadap pekerjaan yang diembannya. Mereka harus mendukung program pemerintah demi hasil yang baik.

(Baca Juga: Jokowi Janji Beri Tukin Maksimal ke Pegawai Kementerian ATR/BPN)

Bahkan, sedari dulu ia sudah mengimbau pada semua menteri untuk menata ulang tata cara dinas atau rapat kerja di kalangan pejabat dan staf kementerian. Rapat tidak perlu lagi dilakukan di hotel.

"Toh ada banyak ruang memadai di Gedung Kementerian. Tidak ada yang perlu diwarnai kemewahan dalam gerak tugas pelayanan negara," kata Jokowi.

Dengan mencermati catatan keuangan yang dberkaitan dengan pelaksanaan kerja di kementerian, Jokowi mengaku pusing dibuatnya. Banyak pengeluaran yang tidak masuk akal.

Bahkan lucunya, ada sejumlah proyek yang memakan jumlah anggaran tertentu, harus dirapatkan terlebih dulu. Celakanya, anggaran rapat lebih besar dibanding harga proyek itu sendiri.

(Baca Juga: Jokowi: Yang Suruh Makan Jalan Tol Siapa?)

"Pemborosan yang menada-ada. Dan itu sudah terjadi selama puluhan tahun. Bagaimana mungkin kita bisa menyelesaikan masalah dengan gaya kerja seperti itu?" ujarnya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini pun mengubah gaya kerja kabinetnya. Tidak boleh ada menteri yang arogan, tidak boleh ada yang gila fasilitas. Mereka harus menyadari bahwa mereka adalah pekerja negara.

"Saya hanya ingin mengatakan, negeri yang sarat masalah ini membutuhkan orang-orang yang mau berpikir positif dan bekerja," kata Jokowi.

(Angkasa Yudhistira)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya