JAKARTA - Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-KH Ma'ruf Amin menanggapi enteng terkait rencana pengumuman kabinet bayangan calon presiden Prabowo. Apalagi, saat dibayangi kekalahan dalam sejumlah survei.
"Semua lembaga survei yang kredibel menempatkan elektabilitas Jokowi-KH Ma'ruf jauh di atas Prabowo-Sandi. Umumkan kabinet bayangan dalam situasi tertekan tidak pas secara momentum, dan juga tidak mudah mencari tokoh hebat. Mengapa? Yang mau dipasang masuk dalam kabinet bayangan pasti mikir-mikir, karena selain peluangnya menipis, namanya hanya dipakai sebagai alat dongkrak popularitas Prabowo, dan itu belum tentu berhasil," ujar Sekretaris TKN Jokowi Ma'ruf Amin Hasto Kristiyanto, Jakarta, Sabtu (16/2/2016).
Baca juga: TKN Persilakan BPN Mengklaim Dukungan Rakyat
Hasto pun meminta kubu Prabowo-Sandi untuk segera mengumumkan nama-nama itu secara resmi. Dirinya mengatakan, nama-nama yang akan disebut tidak terlepas dari para loyalisnya.
"Silakan Pak Prabowo umumkan saja dalam minggu-minggu ini. Pasti nama2 yang masuk tidak terlepas dari loyalis mereka seperti Fadli Zon, Ratna Sarumpaet, Achmad Dani, Neno Warisman. Sementara nama-nama yang memiliki kompetensi tinggi akan berpikir 1000 kali sebelum namanya dimasukkan. Sebab umumkan calon kabinet saat elektabilitas Prabowo turun dipastikan tidak dongkrak suara," ujarnya.
Baca juga: Prabowo: Uang WNI di Luar Negeri Mencapai Rp11.400 Triliun
Menurutnya, gagasan membuat kabinet bayangan itu seperti prematur, tidak memahami skala prioritas. Dirinya mengatakan, kelakuan seperti itu sering disebut orang Jawa "ngege mongso" atau jangan tergesa-gesa mengharapkan yang belum tentu terjadi.
Berbeda dengan Jokowi, di mana paslon 01 tersebut memahami bagaimana struktur dan komposisi kabinet kerja ke depan. Terlihat Jokowi yang bisa mengatasi berbagai persoalan bangsa.
Baca juga: Mayoritas Kepala Daerah Dukung Jokowi-Maruf, TKN Sebut Koalisi Prabowo Kalap
"Beliau saat ini melakukan scanning dan profiling atas putra-putri terbaik bangsa yang nantinya akan menjalankan tugas sbg pembantu presiden. Scanning dan profiling itu jauh lebih penting, bersifat tertutup, teliti, dan sesuai skala prioritas kebutuhan. Semua direkam dengan baik, dan masih banyak waktu. Menangkan pilpres dulu dan bangun koalisi yang kuat dan efektif, agar pemerintahan Pak Jokowi-KH Ma'ruf Amin ke depan jauh lebih kuat karena dukungan rakyat dan dukungan parlemen di atas 67%," ujarnya.
(Fakhri Rezy)