JAKARTA - Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan, jika dalam mengelola Sumber Daya Alam (SDA) di Indonesia diperlukan sebuah keberanian. Sebab, jika tidak memiliki keberanian, maka kekayaan alam Indonesia akan jatuh ke tangan asing.
Menurut Jokowi, ketegasan itu sudah ia buktikan selama empat tahun belakangan ini. Beberapa kekayaan alam seperti Blok Migas Rokan, hingga Freeport akhirnya bisa jatuh ke tangan Indonesia.
(Baca Juga: TKN: Prabowo Tak Paham Kebijakan Infrastruktur Unicorn!)
Seperti diketahui, pemerintah memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak beberapa Blok Migas yang dikuasai asing yang kontraknya habis pada 2021 mendatang. Salah satunya adalah Blok Rokan yang akhirnya pengelolaannya diserahkan kepada PT Pertamina (Persero).
Selain itu, pemerintah juga berhasil mencaplok saham mayoritas milik PT Freeport Indonesia. Nantinya 51% saham PT Freeport akan dimiliki masing-masing oleh PT Inalum (Persero) dan Pemerintah Daerah (Pemda) Papua.
"Butuh ketegasan mafia migas hilang, Blok Rokan kelola, Freeport mayoritas telah kita ambil. Kita ingin negara ini semakin baik," ujarnya dalam acara debat kedua capres di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019).
(Baca Juga: Debat Kedua Capres, Jokowi Dinilai Unggul Telak di Sektor Reforma Agraria)
Ke depannya, Jokowi juga ingin agar pengelolaan SDA lebih baik lagi. Sebab itu, lanjut Jokowi, dirinya sama sekali tidak takut dengan pihak manapun demi kesejahteraan rakyat Indonesia.
"Dan saya ingin gunakan seluruh tenaga yang saya miliki untuk memperbaiki negara ini tidak ada yang saya takut untuk kepentingan nasional, negara bangsa kecuali Allah untuk Indonesia maju untuk rakyat sejahtera," katanya.
Mantan Wali Kota Solo itu pun akan menggunakan pengalamannya untuk mengelola sebuah negara yang besar ini. Seperti diketahui, Jokowi sendiri pernah menjabat sebagai Wali Kota Solo dan Gubernur DKI jakarta.
"Mengelola negara tidak mudah tidak gampang sangat beruntung sekali memiliki pengalaman mengelola kota sebagai walikota, mengelola provinsi di DKI sebagai Gubernur, dan empat setengah tahun mengelola Indonesia," ujarnya.
(Arief Setyadi )