Deni mengatakan, 13 persen itu jika diasumsikan dari total pemilih di Pemilu 2019 sebanyak 190 juta-an orang, maka jumlahnya adalah sekitar 25 juta pemilih.
Menurut Deni, jumlah tersebut sangat besar dan berpotensi mempersulit KPU dan Bawaslu jika ada yang memobilisasikan.
"Yang riskan adalah kotak suara dari kardus. Pemilih terbelah antara yang yakin dan tidak yakin bahwa kotak suara itu bisa menjadi sumber kecurangan," ujar dia.
Survei untuk melihat opini publik tersebut menggunakan metode multistage random sampling dengan melibatkan 1.426 responden.
Dilakukan pada 24-31 Januari lalu, responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Margin of error rata-rata dari survei dengan ukuran sampel tersebut sebesar 2,65 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
(Salman Mardira)