Reog Ponorogo, Murni Kekuatan Ilmu Kanuragan atau Ada Unsur Mistis?

Syaiful Islam, Jurnalis
Sabtu 23 Maret 2019 15:02 WIB
Sugiyanto, salah satu pekerja seni reog di Surabaya, Jawa Timur (Foto: Syaiful Islam/Okezone)
Share :

Mahalnya biaya reog kata dia cukup beralasan. Sebab lanjut Sugiyanto, tarian reog lengkap beranggota 70 orang. Kemudian belum lagi jika reognya rusak, itu biayanya satu bulu merak harganya Rp10 ribu. Satu reog ada 1.500 bulu merak.

"Sukanya menjadi penari reog bisa menghibur orang dan melestarikan kesenian yang adiluhung (bernilai tinggi). Sementara dukanya kalau rusak susah mencari anggaran. Tapi sekarang alhamdulillah ada perhatian dari pemerintah. Dalam artian kalau ada kegiatan kita diundang. Sekarang reog saya menjadi binaan PLN," ucapnya.

Sementara itu, salah seorang warga Surabaya, Mohammad Faizal mengaku sangat senang acapkali menyaksikan pertunjukan reog. Sebab, menurutnya, reog adalah kesenian yang mengandalkan kekuatan fisik yang diasah melalui latihan ilmu kanuragan.

"Senang saya melihat tarian reog, tapi memang jarang. Paling kalau ada waktu saya pergi ke Ponorogo saat malam 1 Suro untuk menonton festival di sana," kata Faizal.

Terpisah, Ketua PCNU Surabaya, H Muhibbin Zuhri, menjelaskan tarian reog sebagai kesenian murni boleh-boleh saja. Asal tidak mengandung unsur-unsur yang bertentangan dengan syariat Islam. Misalnya, apabila dibarengi dengan minuman keras dan ada campur tangan jin yang sifatnya gaib.

Terlebih jika pemainnya sampai kesurupan. Sebab kata dia, hal itu berarti menghilangkan kesadaran manusia secara sengaja dan jelas bertentangan dengan maqashid asy-syari'ah (tujuan syariat) yakni hifdzu-'aql (perlindungan terhadap akal manusia).

"Kecuali dilakukan dalam kondisi darurat atau lil-hajat seperti anestesi untuk operasi atau pengobatan, maka dibolehkan," ujar Muhibbin.

(Rizka Diputra)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya