Harry menambahkan, pertahanan Indonesia juga sangat diperhitungkan di mata dunia, khususnya pada aspek lapangan. "Global Firepower menempatkan Indonesia berada di ranking 15 dunia, dan 1 di ASEAN. Jadi kita bisa lihat TNI cukup membangggakan, tidak rapuh seperti yang dibilang oleh Paslon nomer 02 itu," tegasnya.
Harry menuturkan, prestasi di bidang pertahanan yang dimiliki Indonesia, antara lain, Kopassus menempati 3 besar pasukan elite dunia, prajurit TNI AD 11 kali berturut-turut menjadi juara menembak di Australia. Selain itu, TNI AL setiap dua tahun terlibat dalam latihan berskala internasional, latihan multilateral ring pack yang diikuti oleh 23 negara.
"Mereka cukup menghormati dan kagum kepada TNI AL," kata Harry.
Karena itu, Harry sepakat dengan gagasan modernisasi pertahanan yang disampaikan Jokowi dalam debat lalu. Jokowi, menurut Harry sudah cukup menguasai masalah pertahanan.
"Diversi kekuatan itu sangat diperlukan ditambah dengan perkembangan teknologi. Bahkan TNI akan mengembangkan bidang cyber war/cyber defense," sambungnya.
Terkait anggaran pertahanan yang turut dibahas dalam debat lalu, Harry berpendapat pemasalahan ini tidak berdiri sendiri. Namun, ia yakin anggaran yang tersedia sekarang masih memadai untuk pembangunan pertahanan Indonesia.