DALAM peringatan Hari Bumi yang jatuh pada 22 April, para fotografer di lembaga nonprofit mengangkat cerita yang belum pernah terungkap tentang perempuan Afrika yang mencari nafkah sambil menyelamatkan lingkungan.
Pengumpul Plastik
Di Accra, Ghana, air dijual dengan menggunakan saset yang sampahnya banyak tersebar di jalan-jalan kota itu.
Ya Sule (45) mengumpulkan saset dari jalan-jalan sekira lima kantong setiap hari. Ia kemudian menjualnya ke perusahaan daur ulang sebagai mata pencarian untuk memberi makan anak dan cucu-cucunya.
Sule mengatakan senang bisa berpartisipasi dalam mengatasi masalah plastik di Accra. Daur ulang saset ini digunakan untuk jas hujan dan produk lain oleh perusahaan daur ulang yang banyak bergerak di bidang sosial.
Biji-bijian untuk Perubahan
Biji melon Egusi dikeringkan di Pelabuhan Harcourt, Nigeria. Di sana, perempuan yang biasanya memanen, memproses, dan menjual biji-bijian yang diketahui dapat meningkatkan kualitas tanah serta memiliki manfaat gizi.
Laporan PBB baru-baru ini menunjukkan pengetahuan tentang pertanian oleh perempuan yang bergerak dalam pertanian skala kecil sangat penting dalam meningkatkan keaneka ragaman hayati dan mencegah kekurangan pangan akibat perubahan iklim.
Dari Manik-manik ke Konservasi
Seorang perempuan dari kawasan konservasi Maasai di Amboseli, Kenya, membuat manik-manik untuk perhiasan.
Perempuan di kawasan ini mendapat penghasilan dari penjualan manik-manik guna membeli lampu yang menerangi kawasan satwa liar pada malam hari dan mengurangi perburuan.
Dalam budaya Maasai, perempuan biasanya menjaga ternak dan berperan dalam mengawasi satwa liar.
Perempuan dalam foto di atas tergabung dalam tim yang bekerja sama dengan badan pendanaan satwa liar yakni International Fund for Animal Welfare (IFAW).
Sumber foto dari Our Shared Forest yang diterbitkan lembaga nonprofit Lensational.
(Hantoro)