Skandal Seks di Universitas Warwick, Inggris: "Perkosa Mereka Semua Biar Kapok"

Agregasi BBC Indonesia, Jurnalis
Jum'at 31 Mei 2019 11:02 WIB
(Foto: BBC)
Share :

"Saya tak pernah diberi penjelasan. Kepada kami dikatakan bahwa ada bukti baru, tapi kami tak tahu apa bukti itu," kata Anna. "Saya mulai merasa saya akan menyerah... Ini rasanya seperti saya dan seorang pengadu lainnya sedang melawan seluruh institusi yang tak akan pernah mendengarkan kami."

Anna dan temannya membuat satu upaya terakhir untuk menguraikan kekhawatiran mereka tentang penyelidikan ini kepada pihak universitas.

Namun pemimpin tertinggi universitas, vice chancellor Profesor Stuart Croft, menulis kepada keduanya mengatakan bahwa ia "tak menemukan bukti kekeliruan prosedur atau bias" seraya menyatakan penyelidikan ditutup.

Tiga minggu kemudian seorang mahasiswi mengangkat kasus ini di Twitter dan segera saja tagar #ShameOnYouWarwick mulai trending.

Sekali lagi kisah ini menjadi perhatian media. Pihak akademis universitas mulai menarik jarak dari manajemen kampus.

Segera sesudahnya Profesor Croft merilis pernyataan di mana ia bicara tentang reaksinya membaca obrolan itu dan menyebutnya "sangat membuat jijik".

Namun komentarnya ini dipandang oleh para mahasiswa sebagai "tak paham persoalan".

Para korban tidak pernah mendapat permohonan maaf secara personal dari pihak universitas.

Tak pernah berminat ke kampus lagi

Kasus universitas Warwick ini menimbulkan pertanyaan bagaimana kampus menangani kejahatan seksual.

Pihak universitas sejak itu melakukan tinjauan ulang terhadap proses penerapan disiplin dan banding mereka.

Namun Anna dan temannya yang membuat pengaduan tidak pernah merasa bahwa urusan ini sudah selesai. Anna, kini di tahun ketiga, sedang belajar untuk mempersiapkan ujian akhirnya hari jumat (31/05) ini.

"Masa universitas saya menyebabkan rasa sakit dan kerugian yang harus saya bawa terus lebih dari setahun kemudian," kata Ana.

"Saya tak ingin datang ke acara wisuda saya. Saya tak sabar menunggu agar saya tidak perlu mengunjungi Universitas Warwick lagi untuk selamanya."

Update: Pihak universitas merilis pernyataan hari Selasa (28/05) untuk menjawab artikel BBC menyatakan "meminta maaf terhadap peran kami yang menyebabkan tekanan terhadap anggota masyarakat" dan menambahkan mereka telah membuat perubahan "yang mengurangi kemungkinan kekeliruan seperti ini terulangi.

(Qur'anul Hidayat)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya