JAKARTA - Pekan Lingkungan Hidup dan Kehutanan ke-23 Tahun 2019 dibuka Wakil Presiden Jusuf Kalla di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Kamis (11/7/2019). Acara ini lebih menekankan sasaran pada kelompok milenial sebagai agen perubahan yang semakin sadar akan lingkungan.
“Seluruh kegiatan pekan lingkungan dan pameran ini tidak semata-mata dikemas umum untuk publik secara luas, namun juga akan turut disajikan khusus kepada kelompok sasaran generasi muda, yaitu para milenial dan pelajar yang semakin kritis dalam memerankan dirinya sebagai agen perubahan masa depan,” papar Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup (PPKL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), RM Karliansyah saat menjelaskan ihwal Pekan Lingkungan Hidup.
Pekan Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah bertahun-tahun diselenggarakan sebagai puncak acara untuk memperingati Hari Lingkungan Hidup se-Dunia tanggal 5 Juni di Indonesia. Tahun ini, Pekan Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Jakarta menjadi acara puncak dari berbagai rangkaian peringatan yang diselenggarakan sejak bulan Juni lalu di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.
Seperti misalnya inisiatif penanaman pohon di berbagai provinsi, peresmian berbagai infrastruktur pengelola limbah dan sampah, serta kerja bakti bersih-bersih pantai dan sungai, yang bahkan salah satunya di Sungai Ciliwung memecahkan rekor MURI karena mencakup rentang segmen terpanjang, yaitu 67,3 kilometer. Tema yang melekat pada Hari Lingkungan Hidup se-Dunia tahun ini adalah "Beat Air Pollution".
Dalam konteks Indonesia, tema ini diperluas menjadi "Biru Langitku, Hijau Bumiku" karena untuk Indonesia kaitan antara pengendalian polusi udara dengan upaya-upaya pengelolaan lingkungan, konservasi dan inisiatif untuk mengubah perilaku individu dan pembangunan menjadi lebih hijau adalah sangat relevan.
Baca Juga: Kementerian LHK Pacu Gerakan Kurangi Sampah
Selain itu lanjut Karliansyah, Pekan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2019 ini menjadi ajang untuk mengkomunikasikan tiga hal besar kepada publik, yaitu: pertama, penyampaian informasi tentang berbagai kebijakan nasional yang kemudian diimplementasikan di tingkat daerah hingga tapak.
Baca Juga: Ada Perdagangan Ilegal, KLHK Perkuat Penjagaan Satwa Langka Komodo
Kedua, penyampaian penghargaan terhadap masyarakat pejuang lingkungan hidup yang berbagai prestasi dan capaiannya disosialisasikan secara meluas sebagai inspirasi dan edukasi kepada masyarakat luas; serta ketiga, etalase berbagai bentuk inisiatif masyarakat, perkembangan teknologi, dan pembaruan proses bisnis industri, jasa dan kegiatan dalam mengendalikan pencemaran dan kerusakan lingkungan.