Kriminolog: Polisi Tembak Polisi karena Kematangan Pribadi Tidak Kuat

, Jurnalis
Sabtu 27 Juli 2019 04:01 WIB
Mapolsek Cimanggis, Depok. (Foto: Antara)
Share :

JAKARTA – Guru Besar Kriminologi Universitas Indonesia (UI), Profesor Adrianus Meliala, menilai kasus polisi tembak polisi di Cimanggis, Kota Depok, Jawa Barat, sebagai persoalan pribadi seorang polisi yang tidak punya kontrol diri dan tidak matang.

"Kejadian ini bisa terjadi bila pelaku kemungkinan tidak punya kontrol diri yang kuat dan kematangan pribadi yang tidak kuat," kata Adrianus saat dikonfirmasi, Jumat 26 Juli 2019, seperti dikutip dari Antaranews.

Baca juga: Penembakan Polisi, Komisi III: Pembinaan Rutin Harus Dilakukan 

Pakar kriminologi ini mengatakan melihat kasus tersebut dari sudut pandang individual seorang anggota polisi, jangan dilihat dari sisi institusi Polri. sebab, lanjut Adrianus, sebagai individu, anggota polisi dalam hubungan kerja bisa memiliki konflik dengan sesama individu lainnya.

"Konflik yang begitu tajam bisa menimbulkan emosi dan itu menjadi mungkin karena polisi juga manusia, bisa marah, bisa kesal," terangnya.

Hal yang menjadi permasalahan, lanjut dia, pelaku Brigadir Rangga Tianto sebagai individu yang memiliki akses terhadap senjata api. Sehingga ketika kontrol diri dan kepribadiannya tidak kuat jadi kebablasan menggunakan senjata tajam untuk memuaskan egonya.

Ia mengatakan, berbeda dengan orang awam, apabila emosi hanya bisa melampiaskan dengan cara meninju meja atau tembok.

Baca juga: Senpi yang Digunakan Brigadir Rangga Tembak Bripka Rahmat Jenis HS-9 Milik Polairud 

Mantan anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) ini mengatakan ada kemungkinan pelaku tidak marah dengan rekan sejawatnya hingga melayangkan tembakan, tetapi karena ada persoalan di dalam dirinya.

Menurut Adrianus, pelaku kemungkinan sudah janji kepada orangtua anak pelaku tawuran yang ditangkap atau kepada masyarakat bahwa dia akan membereskan kasus tersebut.

"Jadi dia dengan amat bangga menjamin kepada orangtua pelaku tawuran ini bahwa dia bisa kok menghandel masalahnya bisa buat anaknya bebas kembali, sambil membawa orangtuanya ke kantor polisi," katanya.

"Tapi ternyata pelaku ketemu dengan atasannya (Bripka Rahmat Effendy) yang dengan gampangnya mengatakan tidak bisa dengan alasan sedang diproses," katanya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya