Kapolri: Pelarangan Demo Jelang Pelantikan Presiden demi Harkat-Martabat Bangsa

Fakhrizal Fakhri , Jurnalis
Kamis 17 Oktober 2019 11:30 WIB
Kapolri Jenderal Tito Karnavian. (Foto: Dok Okezone)
Share :

JAKARTA – Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan pihaknya tidak akan mengeluarkan izin demonstrasi menjelang pelantikan Joko Widodo-Ma'ruf Amin sebagai presiden-wakil presiden terpilih periode 2019–2024. Langkah ini diambil untuk menjaga harkat dan martabat bangsa.

Tito mengatakan bakal banyak tamu penting saat pelantikan nanti, seperti kepala negara sahabat, kepala pemerintahan, hingga utusan khusus negara lainnya.

Baca juga: Jokowi Tegaskan Pemerintah Tidak Pernah Larang Demonstrasi

"Ini sudah menyangkut harkat dan martabat bangsa. Kita juga memikirkan bahwa bangsa kita harus dihargai dan harus dipandang sebagai bangsa yang besar dan bangsa yang tertib dan damai," ujar Tito dalam apel gabungan TNI-Polri di Lapangan Monas, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (17/10/2019).

Dia mengungkapkan, unjuk rasa yang belakangan marak terjadi kerap berlangsung rusuh. Tito menerangkan bahwa massa demonstrasi terdiri dari mahasiswa yang idealis dan "penumpang gelap" yang sengaja memanfaatkan demo untuk melakukan aksi anarkis.

"(Pelantikan) ini momentum internasioanl. Semua media internasional akan meilihat. Untuk itu, kita tidak ingin menanggung risiko bangsa kita dicap buruk," tegas dia.

Tito mengimbau masyarakat tidak memobilisasi massa untuk menggelar demonstrasi menjelang pelantikan Kepala Negara yang akan berlangsung di Gedung DPR/MPR pada Minggu 20 Oktober 2019.

Baca juga: Jokowi Bolehkan Demo saat Pelantikan Presiden, Polda Metro Tak Keluarkan Izin

Mantan kepala Polda Metro Jaya ini menerangkan bahwa unjuk rasa dengan memobilisasi massa berpotensi menimbulkan kerusuhan.

"Karena mobilisasi massa itu mempunyai psikologi publik, psikologi massa. Bisa mudah sekali menjadi rusuh dan anarkis. Pengalaman kita, demo waktu mahasiswa siang aman-aman saja. Malamnya mulai lempar batu, bakar segala macam, dan dengan senjata mematikan, dan berbahaya. Itu merusak fasilitas umum," lanjut Tito.

"Kalau selama ini demonya aman-aman saja, kita no problem. Tapi ini demonya yang belakangan, mohon maaf, ada yang idealisme. Ada juga pihak-pihak tertentu yang memanfaatkan untuk kepentingan tersendiri," tambah mantan kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) ini.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya