JAKARTA – Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan tidak ada yang benar-benar menang jika perang memang dilakukan di perairan Natuna. Hal ini ia utarakan terkiat situasi yang memanas yang mengusung kemungkinan pecah perang antara RI dengan Tiongkok.
Luhut mengatakan, pemberitaan yang bermula dari informasi di media sosial tersebut, kemudian menyulut kemarahan masyarakat karena ketidaklengkapan informasi atau ketidakpahaman mengenai beda antara ZEE dan laut teritori nasional. Sehingga, yang muncul adalah kemarahan atau rasa ketersinggungan yang besar.
“Pada satu sisi saya maklum ini mencerminkan kuatnya nasionalisme masyarakat, tetapi tentu tidak semua perselisihan atau pelanggaran peraturan internasional harus berakhir dengan pecahnya perang. Perang atau “cara lain” itu tidak pernah menguntungkan siapapun, karena sesungguhnya tidak ada yang benar-benar memenangkan sebuah peperangan,” tulis Luhut dalam akun Facebook resminya, Rabu (15/1/2019).
Lebih menyedihkan lagi, kata Luhut, ketika dirinya dan Menhan Prabowo Subianto mengeluarkan pernyataan yang bernada menyejukkan, malah di-bully sebagai “penakut”.
“Saya sedih karena serangan tersebut masuk wilayah pribadi, dan melenceng dari pokok permasalahan. Apakah mereka tahu bahwa saya sebagai seorang prajurit pernah berperang dan pernah hampir mati karena perang?” kata Luhut.
Kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke pulau Natuna, sambungnya, jelas mengirim pesan yang kuat. Pernyataan Jokowi juga menjelaskan dengan nada sejuk apa yang sesungguhnya terjadi di laut di utara Natuna bukanlah pelanggaran wilayah teritori Indonesia.