BENGKULU – Dua warga Provinsi Bengkulu yang telah menjalani observasi di Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau tiba di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Sabtu (15/2/2020).
Mereka berdua diberangkatkan bersama 236 orang lainnya menggunakan pesawat TNI AU, dari Pangkalan Udara TNI AU, Raden Sadjad, Ranai, Natuna, ke Bandara Halim Perdana Kusuma.
Kabar kepulangan tersebut disambut gembira orangtua dari salah satu mahasiswi asal Bengkulu, SD, Siti Marsiah (53). Ia telah menanti kedatangan anak untuk kembali ke Bengkulu.
Marsiah mengatakan, anaknya diobservasi di Natuna setelah sempat terjebak di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, akibat merebaknya virus korona (Covid-19).
Saat itu, ia mengatakan, anaknya ingin berlibur di Kota Wuhan, bersama rekannya. Sebelum ke Wuhan, pada Jumat 17 Januari 2020, kata Marsiah, anaknya sempat menelepon jika telah libur kuliah.
''Anak saya sempat berpamitan mau jalan ke Wuhan,'' kata Marsiah, saat ditemui Okezone, di rumahnya, Sabtu (15/2/2020) malam.
Ketika di Wuhan, lanjut Marsiah, anaknya tinggal di salah satu rumah rekannya. Di Wuhan pun komunikasi terus berjalan, baik melalui chat maupun video call.
Setelah beberapa minggu tinggal di Wuhan, kata Marsiah, SD tidak bisa kembali ke Indonesia karena daerah tersebut endemik virus korona. Meskipun begitu, anaknya dalam keadaan sehat.
''Anak saya sempat bilang, kalau di Wuhan sedang ada virus Korona. Tapi, dia bersama rekan-rekan dalam keadaan sehat,'' ucapnya.
Setelah beberapa minggu di Wuhan, ibu tiga anak ini mengungkapkan, SD menjadi salah satu WNI yang ikut dievakuasi dari Wuhan ke Natuna. Informasi evakuasi tersebut diketahui Marsiah setelah menonton salah satu stasiun televisi nasional.
Untuk memastikan hal tersebut, Marsiah menghubungi anaknya yang tinggal di Jakarta dan anaknya yang sedang menempuh pendidikan di Beijing Foreign Studies University, Kota Beijing, China.