Yang kedua, lanjutnya, KBRI juga bekerja sama dengan organisasi massa (ormas) Indonesia yang ada di Malaysia untuk mendorong mereka menggalang bantuan logistik bagi WNI yang mengalami kesulitan.
"Dan KBRI membantu membuatkan surat pengantar perjalanan dengan harapan ketika para petugas ormas ini mendistribusikan barang, tidak dihentikan oleh pihak keamanan Malaysia."
Di antara ormas yang terjun, lanjutnya, adalah Muhammadiyah dan NU.
Ditambahkan oleh Koordinator Fungsi Penerangan dan Sosial Budaya, Agung Cahaya Sumirat, KBRI berusaha maksimal memberikan bantuan, tetapi volume pembelian bahan pokok di supermarket Malaysia juga dibatasi, di samping berlaku pula pembatasan pergerakan orang.
Secara resmi, pemerintah Malaysia memerintahkan kepada para majikan dan perusahaan untuk tidak memotong gaji atau bahkan tidak sampai menggaji pekerja yang terpaksa diliburkan.
Namun banyak majikan tidak menggaji karyawan karena usaha mereka juga tutup. Dengan demikian, kata aktivis buruh migran, Abdul Rahman, pada umumnya hanya satu hal yang jadi prioritas bagi tenaga kerja asal Indonesia untuk saat ini.
"Sekarang standarnya teman-teman di Malaysia ini bukan lagi untuk mencari uang yang banyak ataupun untuk mencari penghasilan untuk dikirim ke Indonesia.
"Akan tetapi bagaimana dia bisa bertahan hidup di Malaysia ini dengan ada makan, minum yang berkecukupan," jelas Abdul Rahman.
Hal senada juga disampaikan oleh direktur Pusat Penyelesaian Permasalahan WNI (P3WNI) Malaysia, Dato' M Zainul Arifin, yang baru-baru ini menemui sejumlah pekerja bangunan di Perak.
"TKI di Malaysia tidak takut virus corona tetapi takut dengan ancaman virus kelaparan. Sebab kebijakan lockdown berdampak besar terhadap penghasilan TKI. Karena kita tahu tak semua TKI di Malaysia itu punya majikan dan resmi," ungkapnya.
Oleh karenanya ia menyerukan kepada Presiden Joko Widodo dan Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) untuk memperhatikan mereka. "Jadi kita merayu kepada presiden dan perusahaan PJTKI untuk membantu meringankan beban TKI di Malaysia, paling tidak bisa bertahan hidup hingga kebijakan lockdown dicabut."
Pemerintah Indonesia sendiri juga tengah berusaha mengendalikan penyebaran virus corona, di tengah naiknya pengangguran secara tiba-tiba sebagaimana terjadi di negara-negara lain karena pandemi ini.
Data Kementerian Kesehatan Malaysia menyebutkan sedikitnya 2.161 kasus positif Covid-19 dan 26 kematian di negara tersebut.
(Rahman Asmardika)