Tahukan Anda, Memahami Lansia Dapat Menciptakan Terwujudnya Keluarga Bahagia, Kuat dan Sejahtera

Yaomi Suhayatmi, Jurnalis
Rabu 15 Juli 2020 23:45 WIB
Foto : Dok Webinar BKKBN
Share :

Oleh karena itu , perlu adanya kemampuan dalam manajemen Stres sehingga kehidupan keluarga yang bahagia dan seimbang dapat diwujudkan. “Cintai orangtuamu. Kita terlalu sibuk tumbuh dewasa, kita lupa bahwa mereka juga tumbuh semakin tua. Daya tahan fisik yang semakin menurun,” imbuhnya lagi.

Meningkatnya rata-rata Usia Harapan Hidup (UHH) menjadi 73,4 tahun (laki-laki 71,49 tahun dan perempuan 75,27 tahun), menunjukkan bahwa derajat kesehatan penduduk Indonesia semakin membaik. Menurut WHO, pra lansia memiliki batasan usia 45-59 tahun. Pada usia tersebut, seseorang harus mulai mempersiapkan diri menuju lansia. Oleh karena itu, dibutuhkan persiapan bagi pralansia untuk menghadapi masa lansia nanti untuk menjadi Lansia Tangguh yang sehat, aktif, mandiri, produktif dan bermartabat.

“Ini yang sebenarnya yang sedang disiapkan regulasi melaului Peraturan Mentri Sosial tentang komponen-komponen yang dilakukan berbasis keluarga, komunitas, maupun residensial. Nah tentu kehadiran para pendamping termasuk pendamping jangka panjang yang diinisasi BKKBN akan semakin memperkuat layanan bagi lansia,” jelas Direktur Jendral Rehabilitasi Sosial Kementrian Sosial Dr. Ir. Harry Hikmat, MS.i.

Kondisi yang diinginkan bagi para lansia dapat terdiri dari The AIM SMART Elderly (Sehat, Mandiri. Aktif, Produktif), dimana menginginkan semua lansia untuk mencapai kondisi yang sehat, tidak bergantung pada orang lain dan mandiri, selalu aktif dalam menjalankan aktivitas, dan masih tetap produktif. Akan tetapi, untuk mencapai kondisi tersebut memerlukan tantangan.

Data Pusdatin Kemenkes 2020 menunjukkan 44% Lansia Indonesia memiliki Multimorbiditas (banyak penyakit). Pada Tahun 2018 saja penyakit yang menyerang para lansia 63,5% Hipertensi, 53,6% Gangguan Gigi, 18% Arthritis, 17% Gangguan Oral, 5,7% Diabetes Melitus, 4,5% Jantung Koroner, 4,4% Stroke, 0,8% Gagal Ginjal, 0,4% Kanker.

Menurut Dosen divisi Geriatri departemen Ilmu Penyakit dalam FKUI-RSCM sekaligus Kepala Bidang I Perhimpunan Gerontologi Medik (PERGEMI), Prof. Dr. dr. Siti Setiati, SpPD-K Ger.,M.Epid, FINASIM selain berbagai penyakit tersebut terdapat suatu kondisi yang disebut Sarcopenia dan Frailty . Sarcopenia merupakan kondisi penurunan massa otot, kekuatan otot, dan performa fisik seperti kecepatan berjalan, kekuatan genggaman tangan.

Kondisi Frailty merupakan istilah baru tetapi lima tahun belakangan ini banyak sekali dibahas, yaitu dimana suatu kondisi klinis seseorang yang memiliki kerentanan untuk mengalami ketergantungn dan atau kematian ketika ada stresor/stres.

“Stres pada orang tua bisa sampai pada kondisi depresi juga. Stresor pun terdiri dari psikologis yaitu ada keluarga yang meninggal dunia, dan stresor fisik karena infeksi akut,” ungkapnya.

Data BPS (2019) menunjukkan angka kesakitan penduduk lansia masih sebesar 26,20%. Disabilitas pada lansia terjadi akibat bertambahnya usia atau kondisi-kondisi tertentu (penyakit, kecelakaan, trauma, dsb). Seiring dengan bertambahnya usia, angka disabilitas cenderung meningkat. Banyaknya penyakit yang diderita (multi patologis) dan meningkatnya kecenderungan disabilitas pada lansia, merupakan indikasi dibutuhkannya Perawatan Jangka Panjang (PJP).

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya