KUALA LUMPUR - Malaysia mengatakan pihaknya "sangat prihatin" atas "permusuhan terbuka” yang berkembang terhadap warga Muslim setelah pembunuhan brutal Samuel Paty, seorang guru, di Prancis.
Paty dipenggal oleh seorang remaja asal Chechnya di dekat sekolah tempatnya mengajar di Conflans-Sainte-Honorine, pinggiran Paris setelah menunjukkan kartun Nabi Muhammad yang kontroversial kepada murid-muridnya.
"Secara prinsip, kami mengutuk keras retorika yang menghasut dan tindakan provokatif yang berusaha mencemarkan nama baik agama Islam," kata Menteri Luar Negeri Hishammuddin Hussein dalam sebuah pernyataan yang dilansir Al Jazeera.
BACA JUGA: Kecam Pernyataan Macron yang Hina Islam, Kemlu RI Panggil Dubes Prancis
Dia mengatakan bahwa Malaysia berkomitmen menjunjung tinggi kebebasan berbicara dan berekspresi selama hak-hak tersebut dijalankan dengan menghormati dan tidak melanggar hak orang lain.
"Dalam konteks ini, merendahkan dan menodai Nabi dan mengaitkan Islam dengan terorisme tentu di luar cakupan hak-hak tersebut.”
Hishammuddin mengatakan Malaysia, yang populasi multi-etnisnya hanya lebih dari 60 persen Muslim, akan bekerja dengan komunitas internasional "untuk mempromosikan rasa saling menghormati di antara agama".
Menyusul pembunuhan Paty, telah terjadi beberapa serangan yang menargetkan warga Arab dan Muslim di Prancis, termasuk penusukan terhadap dua wanita di Menara Eiffel pekan lalu.
BACA JUGA: Negara Arab Serukan Boikot Produk Prancis Terkait Kartun Nabi Muhammad
Pidato Presiden Prancis Emmanuel Macron yang menunjukkan pandangan negatifnya terhadap Islam juga banyak dinilai turut mendorong permusuhan terbuka itu.
Dalam pidato tersebut Macron mengatakan Islam berada dalam krisis dan menegaskan akan mengambil tindakan guna mencegah pengaruh asing terhadap Islam di Prancis dengan rencana untuk mengakhiri sistem yang memungkinkan Imam untuk berlatih di luar negeri, mengurangi homeschooling, dan mengendalikan dana keagamaan.