207 Ulama Meninggal Selama Pandemi Covid-19

Riezky Maulana, Jurnalis
Jum'at 11 Desember 2020 19:51 WIB
Petugas Puskesmas Pasar Minggu menggelar tes swab terhadap masyarakat. (Ilustrasi/Dok Okezone/Heru Haryono)
Share :

Dia menjelaskan, pendekatan terpadu harus dimulai dengan proses pencegahan dengan edukasi protokol kesehatan hingga penanganan jika ada kasus paparan Covid-19 di pesantren. Menurutnya, jika ada kasus Covid-19, pesantren sangat membutuhkan pendampingan agar dapat mengambil keputusan yang tepat terkait keselamatan santri serta pengasuhnya.

"Selanjutnya pesantren juga membutuhkan akses ke dokter dan fasilitas kesehatan, kepastian swab PCR test, dan dukungan ruangan isolasi atau karantina yang layak," ucapnya.

Dia menuturkan, arus informasi publik terkait pemberitaan klaster pesantren perlu dikelola dengan baik dan berpihak pada pesantren. Tujuannya agar pesantren tidak terpuruk selama dan pasca masa pandemi ini akan menerima stigmatisasi.

Baca Juga : Update Corona 11 Desember 2020: Positif 605.243 Orang, 496.886 Sembuh & 18.511 Meninggal

"Semua ikhtiar ini layak dan penting kita kerjakan bersama-sama demi memastikan masa depan pendidikan akhlak dan karakter bangsa.

Baca JugaPositif Covid-19, Ketua KPU Tangsel Bambang Dwitoro Meninggal Dunia 

Sekadar informasi, berdaasarkan tabel yang disertai dalam keterangan tertulis tersebut, jumlah tertinggi pencatatan kiai dan nyai yang meninggal akibat Covid-19 terjadi di rentang waktu Agustus-September. Jumlahnya bertambah sebanyak 49 orang dari yang tadinya 41 menjadi 90 orang. (erh)

(Arief Setyadi )

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya