CHINA - Sebagian besar kota di China memiliki setidaknya satu rumah bordil boneka seks. Tetapi satu rumah bordil pertama di distrik Longhua, Shenzhen ditutup bulan ini karena alasan kebersihan.
Seorang pria yang membuka dua rumah bordil boneka seks yang melayani pekerja migran di kota Shenzhen, China selatan, mengatakan pihaknya telah dipaksa untuk menutup tempat itu.
Li Bo menggambarkan usahanya sebagai "hotel boneka seks seukuran manusia pertama" di China. Pelanggan membayar 188 yuan (Rp416.000) untuk satu jam keseruan tanpa batas dengan boneka seks silikon.
Dia bingung mengapa bisnisnya ditutup.
"Tidak ada penjelasan atau dokumentasi hukum dari pihak berwenang," ujarnya.
Dia mengatakan setidaknya terdapat satu pelanggan yang sedang berada di tempat itu ketika satu regu polisi setempat memasuki gedung dan meminta staf untuk menghentikan operasi mereka.
"Tidak ada penjelasan atau dokumentasi hukum dari pihak berwenang,” terangnya.
Li menambahkan beberapa klien regulernya telah menelepon untuk menanyakan kapan hotel boneka seks itu akan dibuka kembali.
Dia mengatakan seorang pria bertanya apakah bermain seks dengan boneka menjadi ilegal pada saat ini.
Hotel boneka seks milik Li yang pertama dibuka pada 2018 yang berlokasi di distrik Longhua Shenzhen. Daerah ini merupakan rumah bagi beberapa perusahaan multinasional besar termasuk pabrik Foxconn yang sangat besar - yang dikenal memproduksi komponen utama untuk banyak produk Apple termasuk iPhone.
Li, 34, mengatakan dia membuka hotelnya setelah mengetahui ada lebih dari 120.000 pria yang bekerja di pabrik-pabrik bertekanan tinggi di distrik itu dengan sedikit kesempatan untuk menghilangkan hasrat seksual mereka.
Tempat ini sangat sukses sehingga dia membuka cabang kedua sekitar setengah jam berkendara di County Bantian pada Desember lalu.
(Baca juga: Spanyol Sahkan UU Izinkan Eutanasia)
Namun keduanya terpaksa tutup pada Kamis (11/3) lalu.
Keberhasilan tempat ini menempatkan mereka di radar pemerintah, dan pihak berwenang mulai mengajukan pertanyaan tentang kebersihan hotel seks. Termasuk kemungkinan penularan PMS dari pria ke pria melalui boneka seks yang tidak dirawat dengan baik.
Tetapi Li bersikeras perusahaannya memiliki standar kebersihan tertinggi, dan berhati-hati tentang sanitasi serta privasi pelanggan.
Sementara itu, saat berbicara kepada situs berita Tiongkok Sixth Tone, pengacara yang berbasis di Shanghai Ding Jinkun mengatakan tidak ada undang-undang khusus dalam hukum Tiongkok yang mengatur hotel boneka seks.
"Masalah hukum yang mungkin dihadapi toko semacam itu bisa terkait dengan kebersihan atau operasi bisnis yang melanggar hukum," katanya.
"Tapi saat ini di China, tidak ada larangan legislatif atas bentuk bisnis ini,” ujarnya.
Diketahui, boneka seks, baik milik pribadi maupun sewaan, menjadi semakin populer di China selama setahun terakhir, karena pandemi virus korona telah membuat keintiman yang lebih konvensional menjadi tidak mungkin terjadi.
Sebagian besar kota di China memiliki setidaknya satu rumah bordil boneka seks. Menurut media China, tempat ini sangat ramai dikunjungi.
(Susi Susanti)