“Adalah menarik di salah satu tempat di Alor, di mana ketua RT nya pada dini hari sekitar pukul 3.00, itu membangunkan warga untuk segera melakukan evakuasi ke tempat yang lebih tinggi. Ketika sekitar jam 5 dini hari terjadi banjir bandang mereka semua berada di tempat yang lebih tinggi. Sehingga selamat tidak ada korban jiwa,” ungkap Doni.
Pelajaran ini, kata Doni, tentunya harus dijadikan referensi bagi seluruh pimpinan yang ada di daerah sampai dengan tingkat RT dan RW. “Termasuk juga tentunya mewaspadai pohon-pohon yang relatif gampang atau mudah, mudah patah untuk mengurangi risiko,” katanya.
Doni mengatakan hal-hal teknis ini harus sering diingatkan. “Biasanya kalau seandainya satu kali dua kali mungkin sering lupa. Tetapi kalau sering disampaikan secara terus menerus dan berulang kali ini akan menjadi budaya, akan menjadi kebiasaan,” tukasnya.
“Apalagi kita semua tahu bahwa peristiwa itu kemungkinan bisa terjadi pada periode tahun-tahun yang akan datang. Bukannya di NTT tetapi di banyak wilayah Indonesia lainnya,” paparnya.
(Sazili Mustofa)