PANCASILA adalah dasar negara. Meski waktu dan zaman semakin berubah, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila tidak akan pernah luntur.
Berikut pandangan presiden, dari Soekarno hingga Jokowi, tentang Pancasila:
Presiden Soekarno (1945-1967)
Posisi Pancasila sebagai dasar negara. Soekarno meyakini Pancasila adalah falsafah yang mempersatukan dan mengikat Indonesia.
"Pancasila adalah satu alat mempersatu, yang saya yakin seyakin-yakinnya bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke hanyalah dapat bersatu padu di atas dasar Pancasila itu," kata Soekarno. (Diungkapkan Bung Karno dalam Kursus (Pendahuluan) Presiden tentang Pancasila di Istana Negara, tanggal 26 Mei 1958).
Presiden Soeharto (1967-1998)
Pancasila sebagai dasar negara tidak dipersoalkan dan tidak disangsikan seujung rambutpun mengenai ketepatannya sebagai dasar falsafah negara, yang dapat memberi bimbingan bagi kemajuan, kesejahteraan dan keselamatan bangsa Indonesia.
“Ajakan saya adalah menjabarkan Pancasila dalam rumusan-rumusan yang sederhana dan jelas untuk dipakai sebagai pedoman sikap hidup manusia Pancasila. Jangan terulang lagi misalnya, Pancasila lalu merubah menjadi “nasakom” yang membawa bencana itu.” (Pidato pembukaan sidang DPR untuk sidang 1975/1976)
“Ini merupakan masalah yang penting, sebab Pancasila bukan hanya semboyan atau rangkaian kalimat yang kita anggap luhur dalam Pembukaan UUD 45 tetapi tidak menyentuh kehidupan kita.” (Pidato pembukaan sidang DPR untuk sidang 1975/1976)
Presiden BJ Habibie (1998-1999)
Pancasila adalah darah daging dalam jiwa bangsa Indonesia.
"Pancasila is a must dan itu bukan hasil dari suatu generasi tapi bung Karno sendiri katakan dia gali dari tubuh bangsa Indonesia. Di situ (Pancasila) sudah ada dalam tubuh kita sendiri, pelihara baik dan sesuaikan dengan keadaan teknologi, kendala baru dan adanya informasi bisa masuk kesini," kata Habibie. (Dialog Kebangsaan: Mengelola Keberagaman Meneguhkan Keindonesiaan yang digelar Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada 15/8/2017)
Presiden Megawati Soekarno Putri (2001-2004)
Pancasila adalah falsafah kemanusian. Nilai-nilai di dalam Pancasila bisa dilaksanakan secara universal. Kemanusian adalah nilai yang tidak pernah usang. Meski terkadang dipinggirkan dan dilupakan dalam kehidupan, namun kemanusiaan akan selalu ada.
"Nasionalisme dalam Pancasila adalah perikemanusiaan. Seorang nasionalis cinta kepada bangsanya dan semua bangsa, karena percaya setiap bangsa penting bagi dunia," kata Megawati. (Orasi ilmiah di Universitas Soka Jepang, Rabu (8/1/2020)-Ketua Umum PDIP).