JAKARTA - Kasus Covid-19 di Arab saudi meningkat 10 kali lipat dalam kurun waktu beberapa bulan saja. Padahal, negara tersebut sudah memberikan vaksin kepada warganya.
Konsul Jenderal RI (KJRI) Jeddah, Eko Hartono menjelaskan, awalnya tren Covid-19 di Arab Saudi menurun pada Desember 2020 hingga Januari 2021.
"Pada bulan Desember sampai Januari, itu kasus di Saudi sudah di bawah 100, 80 sampai 100 sehari untuk seluruh negeri. Saudi saat itu, saya yakin sudah memiliki kepercayaan diri yang sangat besar untuk bisa menyelenggarakan haji," ungkapnya dalam Special Dialogue Okezone.
"Kemudian saudi mulai memberikan vaksin kepada warganya, ini menambah kepercayaan diri Saudi, saya pikir semua negara juga seperti itu," jelasnya lagi.
Namun demikian, jelasnya lagi, pada kurun waktu April hingga Mei 2021, terjadi lonjakan kasus Covid-19 yang luar biasa. Menurut Eko, hal ini yang membuat semua pihak khawatir sekaligus heran.
"Mengapa? Masih terjadi lonjakan kasus padahal sudah divaksin, tapi masih tertular. Bahkan sekarang tercatat kisaran 1.250 kasus Covid-19 di Saudi per hari, bayangkan, (Desember lalu) kurang dari 100 sekarang jadi 1200, 10 kali lipat," tegasnya.
"Kemudian mereka menganalisis jangan-jangan ini karena varian virus yang baru, yang diinfokan dari India Inggris, Afsel itu lebih cepat menular dan sebagainya, itu yang membuat mereka berpikir jangan-jangan itu karena interaksi antar masyarakat. Maka dari itu saudi semakin memperketat masuknya orang orang dari luar saudi," jelasnya.
Sebelumnya diketahui, Pemerintah lewat Kementerian Agama (Kemenag) resmi membatalkan keberangkatan jamaah Haji 1442 H/2021 M. Keputusan itu melalui Keputusan Menteri Agama Nomor 660 Tahun 2021.
Menag Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, alasan dibatalkannya keberangkatan jamaah haji adalah karena pandemi Covid-19 yang masih melanda. Terlebih lagi saat ini terdapat varian baru Covid-19 yang bisa membahayakan jamaah haji.
(Susi Susanti)