Maraknya Penembakan Massal Picu Ketakutan di AS Jelang Musim Panas

Agregasi VOA, Jurnalis
Senin 14 Juni 2021 06:29 WIB
Penembakan massal marak di AS (Foto: Reuters)
Share :

WASHINGTON - Dua orang tewas dan sedikitnya 30 orang lainnya luka-luka dalam penembakan massal sepanjang Jumat malam (11/6) di tiga negara bagian.

Pihak berwenang pada Sabtu (12/6) mengatakan hal ini memicu keprihatinan bahwa lonjakan kekerasan dengan senjata api di Amerika Serikat (AS) akan berlanjut pada musim panas ketika pemerintah mulai melonggarkan pembatasan sosial dan lebih banyak orang bebas bersosialisasi.

Serangan menggunakan senjata api terbaru ini terjadi Jumat malam atau Sabtu (12/6) dini hari di Austin-Texas, Chicago-Illinois, dan Savannah-Georgia.

Di Austin, pihak berwenang mengatakan telah menangkap salah seorang dari dua tersangka laki-laki dan sedang mencari tersangka lainnya setelah insiden penembakan Sabtu dini hari di sebuah jalan yang hanya diperuntukkan bagi pejalan kaki, yang dipenuhi bar dan restoran.

Empat belas orang luka-luka, termasuk dua luka kritis, dalam insiden yang menurut penjabat kepala kepolisian berawal dari pertengakaran di antara dua pihak.

Sementara itu, hingga Sabtu (12/6) malam belum ada satu orang pun yang ditangkap dalam dua insiden penembakan lainnya.

(Baca juga: Covid-19 Melonjak, Moskow Perintahkan Pembatasan Baru)

Di Chicago, seorang perempuan tewas dan sembilan lainnya luka-luka ketika dua laki-laki melepaskan tembakan ke arah sekelompok orang yang sedang berdiri di pinggir jalan di pemukiman Chatham di South Side. Penembak juga melarikan diri dan hingga Sabtu malam belum dapat diidentifikasi.

Di Savannah, Georgia, polisi mengatakan seorang laki-laki tewas dan tujuh lainnya luka-luka dalam penembakan massal Jumat malam. Dua di antara korban luka-luka ada anak-anak berusia 13 tahun dan 8 bulan. Kepala Kepolisian Savannah Roy Minter Jr. mengatakan penembakan itu tampaknya terkait dengan perselisihan berkepanjangan di antara dua kelompok, dan mengutip laporan bahwa letusan tembakan juga dilaporkan terjadi di kompleks apartemen yang sama sebelumnya pada pekan yang baru berlalu.

Insiden-insiden serangan senjata api ini terjadi di tengah pelonggaran pembatasan sosial terkait Covid-19 di sebagian besar wilayah AS.

(Baca juga: Pemimpin G-7 Berjanji Tak Akan Biarkan Pandemi Covid-19 Terjadi Lagi)

Banyak yang berharap agar lonjakan penembakan dan pembunuhan di Amerika tahun lalu merupakan “penyimpangan” yang mungkin disebabkan stres terkait pandemi, di tengah meningkatnya kepemilikan senjata api dan debat tentang kebijakan kepemilikan senjata api.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya