JAKARTA – Korea Selatan (Korsel) dan Indonesia resmi menandatangani dua kesepakatan baru. Yakni Plan of Action Implementasi Kemitraan Strategis Khusus untuk periode 2021 – 2025 yang diharapkan akan mendorong program-program konkret di berbagai sektor. Lalu, MoU on Triangular Cooperation yang menjadi dasar kontribusi bersama kedua negara dalam pembangunan di negara berkembang lainnya.
Penandatanganan ini dilakukan saat Menteri Luar Negeri (Menlu) Korsel Chung Eui-yong melakukan kunjungan pertama sebagai Menlu.ke Indonesia. Kunjungan Menteri Chung ke Indonesia merupakan bagian dari rangkaian kunjungannya ke Asia Tenggara.
Kunjungan ini digunakan sebagai momentum untuk terus memperkuat hubungan bilateral termasuk di masa sulit seperti ini. Selama berada di Jakarta, Menteri Chung juga akan melakukan kunjungan kehormatan ke Presiden RI Joko Widodo.
Seperti diketahui, Korsel adalah salah satu mitra dagang terbesar Indonesia di kawasan.
Sejak tahun 2017, kemitraan Indonesia – ROK telah meningkat menjadi sebuah kemitraan strategis khususnya special Strategic Partnership.
(Baca juga: 751 Makam Ditemukan di Sekolah Asrama)
Pada pertemuan itu, Menlu RI Retno Marsudi menyampaikan tiga hal yang perlu mendapat perhatian dalam hubungan bilateral kedua negara.
“Pertama adalah pentingnya peningkatan kerja sama kesehatan. Di masa sulit selama pandemi Covid-19, RoK merupakan salah satu negara dimana Indonesia menjalin kerja sama kesehatan. Beberapa kerja sama yang telah dilakukan antara lain pengadaan APD, peralatan diagnostik dan obat-obatan,” terangnya.
Selain itu, Retno juga menyambut baik beberapa kerja sama yang tengah berlangsung.
“Pertama, pengembangan vaksin, kerja sama antara PT. Kalbe Farma dan Genexine yang rencananya akan melakukan uji klinis tahap 2 dan 3 di Jakarta dan Jawa Tengah pada Juli 2021. Jika semua tahapan terlewati dengan baik, maka diharapkan vaksin akan tersedia di akhir tahun 2021. Kedua, pengembangan terapeutik, kerja sama antara National Institute of Health Research and Development and Daewoong Infion; serta PT Kalbe Farma dan Genexine (GX-17) dalam produksi obat Covid-19 yang saat ini sudah dalam tahap pengujian. Ketiga, kerja sama alat diagnostik, dengan adanya rencana prospek investasi perusahaan diagnostic Korea SD Biosensor dan Sugentech untuk membuka pabriknya di Indonesia,” lanjutnya.
(Baca juga: KBRI Panama City Bantu Repatriasi ABK WNI yang Meninggal)
Retno menjelaskan, masih dalam konteks kerja sama kesehatan, kemarin Bappenas dan KOICA (Korean International Cooperation Agency) telah menandatangani Minutes of Understanding on Inclusive Program for Covid-19 Response senilai USD4 juta yang bertujuan mendukung berbagai program penanggulangan pandemi serta dampak sosial ekonominya di Indonesia.