Kedepannya, diharapkan implementasi konkret dari Joint Venture Battery Project LG Energy Solution dan Hyundai di Buli, Konawe, dan Karawang.
Kerja sama ketiga yang juga disampaikan dalam pertemuan adalah pentingnya penguatan pelindungan tenaga kerja Indonesia.
Retno mengatakan saat ini tercatat sebanyak 33.000 Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang berada di Korsel. Termasuk diantaranya 5950 Anak Buah Kapal (ABK) Warga Negara Indonesia (WNI) yang bekerja di kapal ikan Korsel.
“Saya telah meminta perhatian Menteri Chung untuk terus meningkatkan pelindungan pagi PMI, termasuk ABK WNI di Korea Selatan. Baru-baru ini, tepatnya Mei 2021, satu kemajuan telah terjadi, yaitu dengan ditandatanginya MoU di bidang hubungan kerja dan tenaga kerja bagi awak kapal perikanan yang bekerja di kapal ikan Korea Selatan untuk ukuran 20 ton ke atas,” jelasnya.
Retno mendorong agar segera dimulai pembahasan mengenai pengaturan dan pelindungan bagi ABK WNI yang bekerja di kapal-kapal long-line milik Korsel.
Dia juga juga meminta perhatian Menteri Chung agar re-entry dan penempatan baru PMI di Korsel dapat segera dibuka.
Dalam pertemuan itu, kedua negara juga melakukan tukar pikiran mengenai beberapa isu kawasan dan dunia.
Kedua negara sepakat, untuk menjaga komitmen berkontribusi bagi stabilitas dan perdamaian kawasan.
“Saya menyinggung mengenai pentingnya kedua negara untuk terus menggalang solidaritas global untuk memperjuangkan kesetaraan akses vaksin bagi semua negara.
Indonesia juga berharap agar ASEAN-Korsel dapat tingkatkan kerja sama konkrit di bidang maritime, konektivitas, pencapaian SDGs, dan kerja sama perdagangan investasi dengan mensinergikan ASEAN Outlook on the Indo-Pacific dengan New Southern Policy Plus dari Korsel. Kita juga lakukan tukar pikiran mengenai perkembangan situasi di Myanmar. Bagi Indonesia, implementasi 5 points of concensus harus segera dilakukan,” paparnya.
(Susi Susanti)