Dan Presiden yang bukan jenderal pun tetap memegang kekuasaan tertinggi atas Angkatan Perang kita itu. Ya, kalau besok ada orang sipil, yang bukan tentara jadi Presiden, tetap ia memegang kekuasaan tertinggi atas ABRI kita. Dengan ini, Soeharto ingin meluruskan semuanya itu.
Pada waktu itu Soeharto masih aktif sebagai anggota ABRI, pernah dia pakai pangkat. Soeharto tunjukkan itu, dirinya sebagai ABRI. Sebagai Presiden, tidaklah perlu.
Karena itu pula, dalam rangka memakai tanda kehormatan, misalnya pada Hari Nasional dan sebagainya, pakai sajalah yang kecil, tetapi yang paling tinggi nilainya. Dengan ini saya ingin menanamkan suatu pengertian, sesuai dengan konstitusi ini, tidak harus Panglima Tertinggi itu hanya bisa dijabat oleh orang yang dari ABRI.
Presiden bekerja dengan dibantu oleh para menteri dan pembantu-pembantu lainnya. Sebagai orang, tentu saja kemampuannyaterbatas. Itulah sebabnya saya adakan pembantu-pembantu.
(Widi Agustian)