Kronologi Keluarga Pasien Covid-19 Ngamuk Lukai Perawat RSUD Ambarawa

Angga Rosa, Jurnalis
Sabtu 24 Juli 2021 09:54 WIB
Diduga pelaku penusukan ke perawat. (Foto: Istimewa)
Share :

SEMARANG - Seorang laki-laki keluarga pasien di Rumah Sakit dr Gunawan Mangun Kusumo atau RSUD Ambarawa, Kabupaten Semarang, warga Pringapus, mengamuk di rumah sakit milik pemerintah daerah itu, Jumat (23/7/2021) sore. Pelaku sudah ditangkap anggota Polsek Ambarawa.

Akibatnya, dua orang perawat RSUD Ambarawa, Sinta Mega dan Edy Gunadi mengalami luka robek di bagian tangan setelah terkena sabetan gunting. 

Manager Ruang isolasi Anyelir RSUD Ambarawa, Meisasi Widyastuti dalam keterangan tertulisnya menjelaskan, peristiwa itu bermula ketika pasien Nyoya NH yang mengalami pneumonia reaktif Covid-19 hasil rapid antigen.

Pasien mengakami penurunan kesadaran dan hipertensi pada Jumat (23/7/2021) dini hari sekira pukul 00.30 WIB. Pasien datang dari Instalasi Gawat Darurat (IGD) dengan kesadaran sopor terpasang NRM 15. Sebelum pasien masuk ruang isolasi Anyelir, petugas melakukan edukasi ulang terkait tata tertib dan segala risiko serta konsekuensi kepada pihak keluarga pasien. 

"Keluarga tampak bimbang karena tidak diizinkan untuk menunggu atau menjenguk pasien. Selanjutnya keluarga minta agar pasien segera diantar ke kamar," ujar Meisasi.

Setelah edukasi, keluarga meminta waktu untuk bermusyawarah dan akhirnya menyetujui tata tertib dirawat diisolasi dengan mengajukan permintaan.

"Permintaannya, keluarga ingin mengakses langsung CCTV ruang isolasi, menerima laporan rutin ttv (pemeriksaan vital) pasien, dan pasien diberi minum setiap 10 menit," terangnya.

Baca juga: Semarang Geger! Keluarga Pasien Covid-19 Tusuk Perawat Pakai Gunting di RSUD Ambarawa

Kemudian tim medis kembali mengedukasi pihak keluarga dan menjelaskan bahwa CCTV tidak bisa diakses oleh keluarga, namun jika ingin menanyakan keadaan pasien bisa langsung ke nurse station. Mendapat penjelasan itu, suami pasien menilai tata tertib ini tidak masuk akal dan menuding sebagai rekayasa. 

Kemudian pukul 00.40 WIB, tim medis melakukan monitoring pasien. Saat itu kesadaran sopor TD 80/50. HR 120. SPO2 81 persen dan dilakukan tindakan pemasangan oksigen doble NRM 15 lpm + NC 5 lpm. Hasil evaluasi, TD pasien naik 120/70. SpO2 91.

Sekitar pukul 01.55 WIB, keluarga menanyakan ttv pasien. Keluarga juga menanyakan kenapa saturasi bisa turun dan langsung menerobos masuk ke ruang isolasi.

"Pukul 02.00 WIB, keluarga menerobos masuk, marah-marah ingin menunggui pasien dan memaksa agar dipindahkan ke IGD lagi. Setelah koordinasi dengan IGD dan supervisi, kemudian pasien dibawa ke IGD lagi," ujarnya.

Selang satu jam kemudian, keluarga meminta agar pasien dipindahkan ke Ruang Anyelir. Petugas pun melakukan edukasi ulang kepada adik pasien di Ruang Anyelir terkait dengan kesanggupan mematuhi tata tertib atau aturan di ruang isolasi. Keluarga menyatakan sanggup mematuhi

Selanjutnya pada pukul 03.30 WIB, petugas kembali melakukan edukasi kepada suami pasien dan adik di ruang IGD dan mengabarkan bahwa kondisi pasien kritis. Mendengar hal itu, keluarga tampak bimbang. Selanjutnya petugas mempersilakan untuk berdiskusi sampai ditemukan kesepakatan antaranggota keluarga.

Baca juga: Vino Bocah Yatim Piatu Didatangi Komandan Kodim, Bakal Dipulangkan ke Jawa

"Jam 04.30 WIB, adik pasien beserta anggota keluarga meminta ke tim medis agar pasien dirawat di ruang isolasi kembali jikalau pasien sudah sadarkan diri dan meminta dr DPJP untuk rutin memeriksa pasien ke IGD," katanya.

Kemudian 10.10 WIB, pasien dibawa lagi ke ruang isolasi dan perawat kembali memberi edukasi kepada keluarga tentang kondisi pasien dan tata tertib di ruang isolasi. Pada pukul 12.30 WIB, perawat mengabarkan  kondisi pasien yang semakin menurun, SpO2 40% - 50% dan suami pasien memahami dan menerima.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya