"Jelas, itu semua terjadi lebih cepat daripada telegram - yang cukup mengkhawatirkan kemungkinan ini - diproyeksikan," kata Finer kepada Wolf Blitzer CNN di "The Situation Room" pada Kamis (19/8).
"Saya pikir telegram tersebut mencerminkan apa yang kami katakan selama ini, yang tidak ada yang benar dalam memprediksi bahwa pemerintah dan tentara Afghanistan akan runtuh dalam hitungan hari," katanya.
Dalam sebuah pernyataan kepada CNN, juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price menolak mengomentari isi kabel tersebut, tetapi mengatakan pihaknya membaca setiap perbedaan pendapat dan meninjau serta memperhatikan setiap jawaban.
"Dia menjelaskan bahwa dia menyambut dan mendorong penggunaan Dissent Channel, dan berkomitmen untuk merevitalisasinya," kata Price pada Kamis (19/8).
"Sama pentingnya, kami memasukkan ide-ide konstruktif dan bijaksana Channel ke dalam kebijakan dan perencanaan kami,” lanjutnya.
Masalah ini kemungkinan akan menarik pengawasan lebih lanjut dari anggota parlemen saat mereka memeriksa apakah pemerintah dapat berbuat lebih banyak untuk menghentikan kekacauan yang terjadi di Kabul setelah jatuhnya pemerintah Afghanistan. Anggota Republik teratas di Komite Urusan Luar Negeri DPR, Rep. Michael McCaul, telah meminta pengarahan tentang telegram rahasia tersebut.
(Susi Susanti)