Di Global Times, sebuah surat kabar yang secara luas dipandang sebagai alat pemerintah China, sebuah editorial dengan nada mengejek menyatakan: "Tampaknya pihak berwenang [Taiwan] benar-benar ketakutan."
“Kolusi strategis antara AS dan Jepang dan otoritas DPP menjadi lebih berani, dan situasi di Selat Taiwan hampir kehilangan ruang untuk manuver tertatih-tatih di dalam posisi genting menghadapi pertikaian, dan menciptakan rasa urgensi bahwa perang dapat dipicu setiap saat,” lanjutnya.
“Jika AS dan otoritas DPP tidak mengambil inisiatif untuk membalikkan situasi saat ini, hukuman militer China daratan untuk pasukan separatis 'kemerdekaan Taiwan' akan dipicu… Waktu akan membuktikan bahwa peringatan ini bukan hanya sebuah peringatan ancaman secara lisan,” ungkapnya.
Seperti diketahui, sejak 1949, Taiwan telah menggambarkan dirinya sebagai negara merdeka tetapi pemerintah China menyatakan bahwa pulau itu – sekitar setengah ukuran Skotlandia – adalah provinsi yang memisahkan diri.
China telah lama memiliki rencana untuk merebut kembali Taiwan tetapi karena Taiwan mendapat dukungan dari AS, setiap konfrontasi bersenjata dapat dengan cepat meningkat menjadi konflik global.
(Susi Susanti)