JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) aktif menyelenggarakan program Literasi Digital Nasional untuk menangkal "tsunami digital", yakni arus informasi yang begitu banyak di dunia maya.
"Layaknya pisau bermata dua, punya sisi negatif dan positif. Seiring kemudahan yang ditawarkan, juga terdapat sisi gelap internet, seperti penyebaran berita bohong, ujaran kebencian, konten radikalisme, dan terorisme," kata Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate, dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (25/11/2021).
Baca juga: 4 Kasus Viral Ternyata Hoaks di Indonesia, Nomor 3 Paling Menyita Perhatian
Pemerintah mencatat ada sekitar 200 juta penduduk Indonesia yang menjadi pengguna internet. Teknologi tersebut memberikan banyak dampak positif bagi masyarakat, namun, tidak sedikit juga informasi yang harus disaring karena bisa menimbulkan "tsunami digital".
Literasi digital merupakan kemampuan strategis dan menjadi sesuatu yang harus ada demi menciptakan ruang digital yang bersih, aman, dan nyaman.
Baca juga: KPI Minta Jangan Tersesat di Belantara Informasi Hoax!
Kemampuan ini diyakini bisa menciptakan masyarakat yang berdaya secara digital. Literasi digital juga menjadi salah satu cara untuk mempercepat transformasi digital secara nasional.
Kementerian Kominfo sepanjang 2021 mengadakan rangkaian program literasi digital untuk mempercepat agenda nasional transformasi digital.