Nguli Pasir untuk Menanak Nasi, Ali Menghilang Disapu Wedhus Gembel Semeru

Antara, Jurnalis
Kamis 09 Desember 2021 11:42 WIB
Petugas mencari korban semeru/antara
Share :

KORBAN erupsi Gunung Semeru terus bertambah, tercatat hingga pagi ini sebanyak 39 orang meninggal dunia dan 13 orang masih dinyatakan hilang.

Salah satu warga yang hingga saat ini masih belum ditemukan adalah Ali, warga Desa Sumberwuluh Kabupaten Lumajang.

(Baca juga: Balas Budi saat Gempa, Warga Minang Kirim Berton-ton Rendang ke Korban Semeru)

Irus, kakak korban bergetar saat bercerita mengingatkan momen pertemuan terakhirnya dengan adiknya, Ali, hanya beberapa jam sebelum kejadian awan panas guguran Gunung Semeru.

Peristiwa meningkatnya Gunung Semeru terjadi Sabtu, 4 November 2021, beberapa menit menjelang pukul 15.00 WIB.

(Baca juga: Mengenang Soe Hok Gie dan Idhan Lubis yang Meninggal Dalam Dekapan Semeru)

Sedangkan, pertemuan antara kakak dengan sang adik terjadi sekitar pukul 08.00 WIB atau hanya berselang tujuh jam.

Pagi itu, di rumah Irus yang berada persis di pinggir Jalan Raya Candipuro, Ali pamit hendak berangkat kerja seperti hari-hari biasanya.

Ali adalah pekerja serabutan yang setiap harinya sebagai kuli (nguli) pasir. Di area pertambangan kawasan di Kampung Renteng yang jaraknya hanya sekitar satu kilometer dari rumah sang kakak. Ia bertugas memindahkan pasir dari bawah ke atas truk.

"Tapi ada yang tidak biasa pagi itu. Saat saya ajak bicara, dia seperti ndak nyambung, lalu diam dan tiba-tiba pergi sambil menyalakan motor ke tempat kerja," ujar Irus.

Irus, ibu rumah tangga yang membuka toko peracangan di depan rumahnya itu berhenti bercerita sejenak. Ia menghela napas dan memejamkan mata sebentar.

"Saya teringat saat dia berdiri di halaman, di dekat pintu, persis sebelum berangkat. Tanpa ngomong apa-apa, dia langsung pergi. Waktu kejadian, seharusnya mau pulang karena sudah sore," ucapnya.

Irus juga teringat betul bagaimana ucapan Ali saat dilarang nguli ke tambang pagi itu. Ia juga mengaku heran karena sebelum berangkat, adiknya tak mau disuguhi segelas kopi.

"Kalau saya tidak bekerja, besok yang digunakan untuk masak nasi apa?," kata dia menirukan suara Ali lirih.

Setelah adiknya bekerja ke area pertambangan, tak ada firasat apa-apa lagi dari sang kakak. Hingga akhirnya kabar meningkatnya aktivitas Gunung Semeru, ditambah awan panas guguran.

Suasana yang semula tenang saat itu mendadak berubah menjadi kacau. Banyak terdengar teriakan-teriakan yang meminta untuk segera pergi meninggalkan rumah.

Semua mencoba menyelamatkan diri dan pergi ke tempat yang dirasa aman. Ia tidak berpikir apa-apa waktu itu, hingga terdengar kabar ada abu material yang menerjang Kampung Renteng.

"Sampai ada kabar adik saya masih di sana dan sampai besoknya belum ditemukan. Sampai sekarang juga tidak ada kabar sama sekali," tuturnya.

Kejadian pada Sabtu (4/12) sore terjadi peningkatan aktivitas Gunung Semeru yang mengeluarkan awan panas guguran dan berdampak pada daerah di sekitar gunung setinggi 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl) itu.

Ratusan warga terpaksa mengungsi ke berbagai tempat aman untuk menghindari awan panas dari gunung api tertinggi di Pulau Jawa tersebut.

Ali meninggalkan seorang istri bernama Sula dan tiga orang anak. Pasca-kejadian, mereka yang selama ini tinggal di Desa Penanggal harus mengungsi di posko setempat.

"Dia (Sula-red) masih tak berdaya karena sering menangis, lalu pingsan mengingat suaminya. Kami berharap dia ditemukan," katanya.

Tak hanya kehilangan adik kandung, Irus juga harus merelakan keponakan beserta istri turut menjadi korban Semeru. Namanya Mulyanto dan Rani, warga Sumberwuluh.

Keduanya bekerja di satu perusahaan pertambangan di Kampung Renteng. Mereka juga diduga menjadi korban terdampak karena hingga kini belum ada kabar mengenai keberadaan keduanya.

Pencarian Korban

Selain Ali, Mulyanto dan Rani yang diduga menjadi korban awan panas guguran Gunung Semeru hingga membuat mereka tertimbun, masih banyak lagi warga yang juga belum ditemukan.

Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah, termasuk mengerahkan personel gabungan, baik dari TNI, Polri, SAR, BNPB, BPBD hingga relawan-relawan terlatih.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya