JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto membeberkan tiga prioritas dalam upaya mitigasi bencana alam untuk mengurangi risiko dampak yang ditimbulkan.
"Pertama, penataan tata ruang dan pengembangan kawasan yang berbasis mitigasi bencana. Kedua, Penguatan bangunan agar tahan gempa, restorasi lingkungan dan ekosistem. Ketiga, Penguatan literasi dan pemahaman akan bahaya, potensi serta risiko dan sistem peringatan dini bencana," kata Suharyanto dalam keterangan pers virtual di Youtube BNPB, Jumat (31/12/2021).
Suharyanto juga mengajak seluruh elemen untuk meningkatkan kesiapsiagaan hingga mitigasi bencana dalam menyongsong tahun 2022.
"Indonesia merupakan negara di jalur gunung berapi dunia diapit dua lempeng samudra dan benua dan dilintasi garis khatulistiwa sehingga menjadi negara dengan aktivitas tektonik, vulkanik dan hidtometeorologi tertinggi di dunia. Rangkaian bencana alam dan pandemi Covid-19 pada tahun 2021 memberikan kita banyak pembelajaran dalam meningkatkan kesiapsiagaan, pencegahan dan mitigasi," ucapnya.
Baca juga: Curah Hujan Tinggi, Ratusan KK Terdampak Banjir di Kabupaten Lampung Timur
"Saya berharap kerja sama lintas pemangku kepentingan yang sudah terjalin baik selama ini bisa terus kita tingkatkan. Sodara seperjuangan di BPBD Provinsi dan Kabupaten/Kota, relawan, tokoh masyarakat, tokoh agama, budaya, dunia usaha, akademisi serta media mari bersama bergerak meningkatkan resilensi Indonesia menghadapi bencana alam dan non alam," imbuhnya.
Baca juga: BNPB: Jabar, Jateng hingga Jatim Jadi Provinsi Paling Sering Dilanda Bencana
Lebih lanjut, Suharyanto menyebut Indonesia juga menghadapi bencana non alam berupa pandemi Covid-19. Ia menyebut bahwa pandemi belum mereda meskipun terkendali.
"Bencana non alam adalah ancaman kedua yang harus kita hadapi karena pandemi Covid-19 belum ada tanda tanda mereda. Bahkan penularan Covid secara global berada di titik tertinggi ketika kasus di Indonesia sedang terkendali," tuturnya.
Baca juga: 3.058 Bencana Sepanjang 2021, Kepala BNPB: Perlu Mitigasi Risiko Lebih Dini
(Fakhrizal Fakhri )