Setelah keruntuhan Majapahit, Sunan Ngampel Denta (wali tertua dalam Wali Songo) menetapkan Raden Fatah sebagai Raja Jawa menggantikan ayahnya dengan sistem pemerintahan Islam.
Raden Fatah, dibantu para wali, kemudian memindahkan pusat kekuasaan dari Surabaya ke Demak sekaligus menyebarkan Islam di daerah tersebut. Atas bantuan penguasa dan rakyat di daerah yang sudah lepas dari Majapahit, antara lain Tuban, Gresik, dan Jepara, Raden Fatah mendirikan Kerajaan Islam Demak pada 1481 M.
Dia menjadi raja pertama dengan gelar Jimbun Ngabdur Rahman Panembahan Palembang Sayidin Panata Agama.
Raden Fatah yang wafat pada 1518 M digantikan putranya, Pati Unus atau Pangeran Sabrang Lor yang wafat pada 1521 M. Pengganti Pati Unus adalah Pangeran Trenggono (wafat 1546 M).
Baca juga: Amengkurat I, Raja Mataram yang Izinkan Belanda Membangun Benteng di Kerajaan
Wafatnya Sultan ketiga Demak ini merupakan awal dari kisruh berkepanjangan di kerajaan Islam yang sempat memiliki pengaruh besar di Nusantara. Tahta kerajaan menjadi rebutan antara saudara Trenggono dengan putranya.
Saudaranya yang dikenal sebagai Pangeran Seda Ing Lepen dibunuh putra Trenggono, Pangeran Prawata. Prahara berlanjut dengan pembunuhan terhadap Prawata oleh Putra Seda Ing Lepen, Arya Penangsang atau Arya Jipang pada 1549 M.
Baca juga: Kisah Sultan Ageng Tirtayasa Dibui di Batavia hingga Meninggal Dunia