"Jadi mempunyai bagian kaki, tubuh dan atap, dia runtuh masif di semua bagian. Karena, dari runtuhannya itu masih tertata. Jadi dia ambruk. Kita temukan itu di bawah runtuhan bata yang masih tertata di sisi selatan. Kita bongkar, kita menemukan arca itu," terangnya.
"Arca itu kemungkinan masih berada di relung, yang kemudian ketiha runtuh dia jatuh, dan langsung patah, karena tertimpa material yang lebih berat," imbuhnya.
Beruntung bagian utama dari arca masih utuh dan patahan bagian arca sudah ditemukan tak jauh dari bagian utama arca. Nantinya arca yang patah di dua bagian bakal disambung dengan metode menggunakan engker semacam baut besar dan diberi lem.
"Mekanismenya itu nanti sambungan itu kita kasih engker, engker kayak pasak bor, nanti kita sambungkan begitu. Ada pasak kemudian lapisan batunya kita lem pakai lem batu, terus kemudian dicocokan, krek sudah. Sama harus ada pasaknya kalau nggak lem itu akan goyang," jelasnya.
Proses penyambungan ini membutuhkan waktu tak lama kemungkinan tergantung apakah bahannya tersedia atau tidak. "Kalau (penyambungan) arca cepat, cuma nanti kan ada bagian di pemeliharaan konservasi, apa nanti bahannya ada apa nggak itu, saya nggak tahu. Beda bagian, yang penting perintahnya seperti itu langsung dikerjakan, 2-3 hari selesai," tukasnya.
(Awaludin)