Gempa Bumi Buat Arca dan Candi Peninggalan Mataram Kuno di Malang Patah

Avirista Midaada, Jurnalis
Sabtu 26 Februari 2022 15:29 WIB
Arca peninggalan Mataram Kuno yang patah (foto: MNC Portal/Avirista)
Share :

MALANG - Temuan Arca Agastya pada Situs Srigading peninggalan Kerajaan Mataram Kuno di Malang menguatkan bangunan candi itu seperti yang ada di Prasasti Linggasutan.

Sayang Arca Agastya ini patah di sisi tangan kanannya, bahkan di sisi tangan kiri yang membawa kendi juga patah. Patahan bagian arca berupa kendi ini belum ditemukan dan masih dalam tahap pencarian di proses ekskavasi atau penggalian tahap dua oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur.

Bangunan candi di situs yang berada di Dusun Manggis, Desa Srigading, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang ini memang sudah berantakan. Bangunannya runtuh dengan sebaran batu bata di sekitarnya yang menyerupai gundukan tanah.

BACA JUGA:Tumbal Nyawa Mengiringi Pencurian Yoni Situs Srigading Peninggalan Mataram Kuno 

Bukti runtuhnya candi juga terlihat pada sisi timur bangunan yang dilakukan ekskavasi sejak Senin lalu (21/2/2022). Batu bata yang ada patah menjadi dua, terdapat pula retakan - retakan di sisa bangunan yang bertahan.

Arkeolog BPCB Jawa Timur, Wicaksono Dwi Nugroho memang menduga ada faktor bencana alam berupa gempa bumi, yang membuat bangunan candi runtuh. Rintihan bangunan candi inilah yang akhirnya menimpa benda bersejarah seperti Arca Agastya yang akhirnya patah.

"Itu karena jatuh. Dugaan pertama, yang menguat adalah candi itu runtuh," kata Wicaksono Dwi, kepada Okezone ditemui di Situs Srigading Malang.

BACA JUGA:Raja Mataram Kuno Terpaksa Menghukum Mati Tim Suksesnya Akibat Terlibat Pemberontakan 

Runtuhan candi banyak terjadi di bagian tubuh dan atap, dimana runtuhan ini menyebar ke semua sisi candi. Tak menutup kemungkinan runtuhan ini akhirnya yang menimpa arca yang biasanya ada di empat sisi candi.

"Jadi mempunyai bagian kaki, tubuh dan atap, dia runtuh masif di semua bagian. Karena, dari runtuhannya itu masih tertata. Jadi dia ambruk. Kita temukan itu di bawah runtuhan bata yang masih tertata di sisi selatan. Kita bongkar, kita menemukan arca itu," terangnya.

"Arca itu kemungkinan masih berada di relung, yang kemudian ketiha runtuh dia jatuh, dan langsung patah, karena tertimpa material yang lebih berat," imbuhnya.

Beruntung bagian utama dari arca masih utuh dan patahan bagian arca sudah ditemukan tak jauh dari bagian utama arca. Nantinya arca yang patah di dua bagian bakal disambung dengan metode menggunakan engker semacam baut besar dan diberi lem.

"Mekanismenya itu nanti sambungan itu kita kasih engker, engker kayak pasak bor, nanti kita sambungkan begitu. Ada pasak kemudian lapisan batunya kita lem pakai lem batu, terus kemudian dicocokan, krek sudah. Sama harus ada pasaknya kalau nggak lem itu akan goyang," jelasnya.

Proses penyambungan ini membutuhkan waktu tak lama kemungkinan tergantung apakah bahannya tersedia atau tidak. "Kalau (penyambungan) arca cepat, cuma nanti kan ada bagian di pemeliharaan konservasi, apa nanti bahannya ada apa nggak itu, saya nggak tahu. Beda bagian, yang penting perintahnya seperti itu langsung dikerjakan, 2-3 hari selesai," tukasnya.

(Awaludin)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya