DOHA – Di sebagian besar Timur Tengah, Bulan Ramadan, saat umat Islam berpuasa dari fajar hingga senja, dimulai pada Sabtu (2/4/2022). Meski dampak pandemi Covid-19 saat ini tidak terlalu dirasakan, konflik besar di Eropa yang saat ini berlangsung, membayangi Ramadan.
Perang antara Rusia dan Ukraina yang pecah sejak akhir Februari telah menyebabkan harga-harga bahan pangan dan bahan bakar melonjak tinggi. Hal ini dirasakan terutama dirasakan di saat datangnya Ramadan, ketika pertemuan besar sambil makan dan perayaan keluarga merupakan tradisi.
BACA JUGA: Puasa Ramadan di Taiwan dan Hong Kong dimulai Minggu, 3 April 2022
Muslim mengikuti kalender lunar dan metodologi pengamatan bulan dapat menyebabkan awal Ramadan di beberapa negara berbeda, terpisaj satu atau dua hari.
Negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim di Timur Tengah dan Afrika termasuk Arab Saudi, Mesir, Suriah, Sudan, dan Uni Emirat Arab (UEA) telah menyatakan bahwa bulan Ramadan akan dimulai pada Sabtu pagi, 2 April. Sementara banyak di negara Asia Tenggara, Indonesia, berencana untuk mulai menjalankan ibadah pada Minggu, 3 April.
Beberapa warga Syiah di Lebanon, Iran dan Irak juga menandai dimulainya Ramadan sehari kemudian.
Yordania, negara berpenduduk mayoritas Sunni, mengatakan hari pertama Ramadan akan jatuh pada Minggu, dalam jeda dari mengikuti Arab Saudi. Kerajaan mengatakan otoritas agama Islam tidak dapat melihat bulan sabit yang menunjukkan awal bulan.
Namun, dengan invasi Rusia ke Ukraina, jutaan orang di Timur Tengah sekarang bertanya-tanya dari mana makanan mereka selanjutnya akan datang. Harga-harga yang meroket mempengaruhi orang-orang yang hidupnya telah dijungkirbalikkan oleh konflik, pengungsian dan kemiskinan, dari Lebanon, Irak dan Suriah hingga Sudan dan Yaman.