"Setelah petani mulai bekerja di ladang, kami mulai mendapat telepon rutin dari orang-orang yang memberi tahu kami tentang perangkat baru," lanjutnya. Dia mencatat jika tim tersebut menghancurkan bom hiingga tiga buah per hari.
Dia menambahkan orang tidak selalu menunggu kru ranjau yang kewalahan tiba, karena biasanya beberapa petani telah menandai bahan peledak dengan tongkat yang membawa botol atau tas plastik sebagai peringatan dan terus membajak.
Polishchuk mengatakan dengan membiarkan rudal yang tidak meledak karena tidak tersentuh bukanlah jaminan bahwa mereka tidak akan meledak. Dia menilai beberapa bom memiliki pengaturan bisa meledak kapan saja.
Polisi mengatakan cedera terakhir terjadi di daerah Kyiv, ketika seorang petani di desa Gogoliv menabrak ranjau di traktornya saat berada di ladang pada Rabu (4/5/2022).
Maria Kolesnyk, dengan firma analitik ProAgro Group, mengatakan kepada AFP bahwa sekitar 20 insiden telah dicatat akibat petani yang terkena ledakan persenjataan perang yang tidak disengaja, tetapi tidak jelas berapa banyak kejadian yang berakibat fatal.