Gugur sebagai pahlawan, jasad Ahmad Yani baru ditemukan pada 4 Oktober 1965 di sebuah sumur di Lubang Buaya, bersama 5 jasad petinggi TNI AD dan 1 ajudan A.H Nasution, Kapten Pierre Tendean, yang menjadi korban peristiwa G30S. Ahmad Yani diberikan gelar pahlawan nasional pada 5 Oktober 1965 melalui SK Nomor 111/KOTI/1965.
3. Bung Tomo
Suara lantang Bung Tomo menggema di tengah pertempuran Surabaya tanggal 10 November 1945. Kala itu, Surabaya diserang pasukan Inggris yang bertujuan melucuti senjata tentara Jepang dan membebaskan tawanan Eropa dari tangan pasukan Jepang. Merdeka atau mati, adalah ucapan yang menjadi semboyan Bung Tomo dan masih terkenal sampai detik ini.
Bung Tomo membakar semangat para pemuda Surabaya untuk melawan tentara Inggris dan jangan sampai kemerdekaan Indonesia kembali direbut oleh negara asing.
“Selama banteng-banteng Indonesia mempunyai darah merah yang dapat membikin secarik kain putih merah dan putih, maka selama itu kita tidak akan menyerang kepada siapapun juga,” kata Bung Tomo dalam pidatonya.
4. Margonda
Nama pimpinan Angkatan Muda Republik Indonesia (AMRI), Margonda, selama ini mungkin hanya dikenal sebagai sebuah jalan di Kota Depok, Jawa Barat. Rupanya, Margonda mempunyai perang penting dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan, yakni pertempuran yang diberi nama Gedoran Depok.
Kala itu, diketahui NICA (Netherlands-Indies Civiele Administration) berniat menguasai Depok dan menggandeng sekutu. Pertempuran hebat terjadi di antara kedua pihak pada November 1945 dan banyak menewaskan pasukan dalam negeri, termasuk Margonda. Margonda gugur di wilayah Pancoran Mas kala berniat melempar granat ke lawannya. (Diolah dari Berbagai Sumber/Litbang MPI/Ajeng Wirachmi)
(Erha Aprili Ramadhoni)