Bahkan, pada suatu kejadian, dia ditembaki oleh pasukan DI/TII. Saat itu, MA Sentot tetap berdiri tegak, bahkan dikisahkan peluru yang ditembakkan kepadanya berjatuhan ke tanah.
3. Letnan Komarudin
Di balik Serangan Umum 1 Maret 1949, terdapat sebuah kisah seorang letnan yang kebal peluru. Dia adalah Letnan Komarudin. Pada salah satu serangannya terhadap Belanda, Letnan Komarudin dengan gagah berani memasuki kawasan Belanda dan menyerang mereka. Anak buahnya saat itu melihat sang letnan ditembaki banyak peluru oleh pasukan Belanda, namun hal itu tidak melukainya sama sekali.
Tidak hanya melindungi dirinya, kesaktian Letnan Komarudin juga bisa melindungi orang-orang sekitarnya dalam radius 10 meter. Kisah itu terjadi saat dia beserta anak buahnya menghadapi sebuah sergapan di Bantul. Menghadapi sergapan itu, Letna Komarudin menyuruh anak buahnya agar tidak jauh darinya. Hingga akhirnya, tembakan yang dijatuhi oleh Belanda saat itu pun tidak mempengaruhi mereka.
4. Abu Bakar Aman Dimot
Nama Abu Bakar Aman Dimot memang masih asing di telinga masyarakat Indonesia, padahal perjuangannya dalam memperjuangkan kemerdekaan RI sangat besar. Oleh masyarakat Gayo, dirinya diberi gelar Pang atau Panglima atas keberaniannya melawan Belanda. Dalam Agresi Militer Belanda I dan II, Aman Dimot berjuang keras mempertahankan tanah kelahirannya dari kependudukan Belanda.
Di suatu pertempuran, Aman Dimot bersama barisan Bagura menuju Tanah Karo guna menghadang laju pasukan Belanda. Saat pertempuran terjadi, satu per satu pasukan Aceh mulai mundur, namun tidak dengan Aman Dimot. Dia terus maju melawan Belanda seorang diri hingga akhirnya ia terkepung oleh Belanda. Hunjaman peluru menghantam dirinya namun tidak mempan.