JAKARTA - Perseteruan antara Belanda dan Indonesia yang berkepanjangan membuat PBB harus turun tangan. Organisasi yang baru berdiri selama dua tahun tersebut harus menghadapi pertikaian antara dua negara yang terjadi akibat pelanggaran Perjanjian Linggarjati.
Sidang Dewan Keamananan PBB pun dilakukan dengan agenda pembahasan sengketa antara Indonesia dengan Belanda pada 14 Agustus 1947 di Lake Success, New York, Amerika Serikat.
Terdapat sejumlah orang yang diutus menjadi perwakilan Indonesia dalam menghadapi Belanda. Berikut para delegasi Indonesia dalam Sidang Dewan Keamanan PBB 1947.
BACA JUGA: Sejarah Perjanjian Linggarjati: Menyempitnya Wilayah Indonesia hingga Timbulkan Gejolak Politik
1. Sutan Sjahrir
Tokoh pertama yang menjadi perwakilan Indonesia dalam Sidang Dewan Keamanan PBB 1947 adalah Sutan Sjahrir. Sepak terjang Sjahrir dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia tidak perlu diragukan lagi. Pria kelahiran Padang Panjang, Sumatera Barat pada 5 Maret 1909 ini menjadi pembicara di depan Dewan Keamanan PBB. Di atas podium, Sjahrir menjelaskan tentang perkembangan terkini Indonesia hingga sejarah Nusantara, dari zaman Kerajaan Majapahit yang mempunyai hubungan dagang dengan Madagaskar di Afrika Timur.
BACA JUGA: 7 Negara Pertama yang Mengakui Kemerdekaan RI, Nomor 2 Masih Terjajah hingga Sekarang
Dalam pidatonya, Sjahrir menyampaikan fakta bahwa Belanda tidak membantah atas pelanggaran yang mereka lakukan dalam Perjanjian Linggarjati dan justru melayangkan tuduhan tak terbukti pada Indonesia. Pernyataan Sjahrir ini pun mampu mengesankan Dewan Keamanan PBB, bahkan mendapat pujian dari media Amerika Serikat, seperti New York Herald Tribune.
2. Haji Agus Salim
Dalam memperjuangkan kedaulatan Indonesia, Sjahrir juga ditemani oleh Haji Agus Salim. Pria kelahiran 8 Oktober 1884 ini mengabdikan dirinya dalam usaha diplomasi kemerdekaan Indonesia. Kemampuannya dalam menguasai 7 bahasa mengantarkan Agus Salim menjadi diplomat ulung Indonesia.